WEB BLOG
this site the web

Nestapa Nesta

Flash Back : Final Euro 2000, Italy Vs Perancis

Waktu pertandingan tinggal menyisakan 2 menit lagi. Seluruh pemain italia sudah berdiri dan saling berangkulan. Beberapa pemain bahkan sudah mengenakan kaos bertuliskan “Champion” sebagai tanda mereka telah menjadi raja Sepak Bola Eropa tahun 2000. Gol tunggal Marco Delvichio di menit 32 bapak pertama sudah cukup untuk membungkam Perancis, yang membawa title sebagai Juara dunia 1998. Sebagian supporter mereka bahkan sudah mulai menangis, meyesali kekalahan Tim kesayangannya. Ingatan mereka masih menyisakan, bagaimana Tuan Rumah Belanda dengan Total Football-nya menyerah kalah di bawah ketatnya pertahanan Grendel “catenacio” ala Italia yang di gawangi dengan sangat sempurna oleh Alessandro Nesta, Fabio Cannavaro, dan Sang Legenda Paolo Maldini. Tim Azzuri ini juga mencatat rekor sebagai Tim yanag tidak pernah kebobolan selama pertandingan Euro berlangsung.Siapapun lawan, pasti mengakui ketangguhan lini belakang Italy saat itu. Kuat, kokoh, ulet, tak tertembus…..

Waktu normal sudah lewat. Injury time menunjukkan waktu tinggal 55 detik lagi. Publik italia di Negrinya siap berpesta. Dari Roma, Milan, Turin, Genoa, hingga Vicenza siap turun ke jalan membelah riuhnya dunia. 55 detik terasa sangat lama. Napas seperti berhenti. Dalam ketegangan jiwa yang luar biasa. Patriotisme seakan menyatu padu dalam semangat baru. Nigeri Pizza Juara

Sementara di lapangan hijau. Pasukan Napoleon, perancis tak henti menhyerang italia. Tusukan dari arah sayap kanan dariii zidane,berhasil melewati ambrossini…matanya melirik sebentar ke area penalty Italia, ada tiga rekannya disana. Tapi ketiganya di tempel ketat oleh “Defonsore-Defonsore “ Italia. Sudah kepalang tanggung, Zidane melepas umpan cantik. Seluruh penonton terdiam. Semua tahu, Zidane adalah pengumpan terbaik di dunia. Penonton perancis berharap keajaiban terjadi. Pendukung Italia berharap bola itu membelok menjauh dari gawang Fransesco Toldo. Harapan mereka sepertinya akan menjadi nyata. Umpan itu jatuh di kepala Alesandro Nesta, sang tembok kokoh negeri Pizza. Senyum mereka mengembang sejenak, sebelum akhirnya berganti pucat pasi… Sundulan Nesta salah arah, bola bukan menjauh, tapi justru jatuh di kaki steven wilthrod, si pembunuh berdarah dingin yang begitu bebas berdiri di kotak penalty. Kontrol bola sebentar, dia melihat kipper Italy sudah mati langkah di posisi tiang jauh…Sekali sentak, bola meluncur deras ke gawang Toldo. Tak terbendung…Jala Italia terkoyak untuk pertama kalinya….Sekaligus meruntuhkan semua mimpi juara yang sudah di depan mata…

Pelatih Italia, seluruh pemain cadangan, segenap supporter, dan semua penduduk Italia terpana. Pesta urung terjadi. Ketegangan berlipat ganda. Gol perancis tadi memaksa babak perpenjangan waktu. Memang masih ada kesempatan. Tapi mental para pemain sudah jatuh. Keletihan mereka terasa lebih menyakitkan saat ini. Di sisi lain. Paerancis seperti mendapat suntikan tenaga baru untuk menghajar lawannya. Si whilthord di tarik. Di gantikan david trezequet, pembunuh lain yang tak kalah sempurna cara mencetak golnya. Dan strategy itu berhasil. Di menit akhir babak perpanjangan masa, dia menghajar gawang Italia, untuk megantarkan negeri pizza itu ke lembah kesedihan yang tiada terbayangkan sebelumnya. Perancis sukses luar biasa. Piala Dunia dan Piala eropa mereka “kawinkan” di negerinya. Sedangkan Italia harus pulang dalam untain air mata.

Keesokan harinya. Seluruh media Italia membahas kekalahan Tim Sepak bola mereka. Mereka mencerca “kebodohan” Alessandro Nesta yang salah menyudul bola. Para wartawan negeri pizza itu seakan berlomba menyudutkan pemain belakang terbaik mereka sendiri yang selama ber kali-kali pertandingan menjaga pertahanan dengan sempurna. ..Nesta di hina…Nesta di cerca…hilang sudah segala jerih payahnya mengantarkan Tim-nya sampai ke Final piala Eropa. Selesai sudah kisah indahnya…dia pulang di negerinya sebagai “terdakwa”…..

Dan ketika turun dari pesawat di Bandara, dia sudah tahu, akan ditanya seperti apa oleh penduduk negerinya…maka Nesta-pun mengucap kata yang membekas dalam ingatan saya….:

“ Sungguh saya iri melihat para pemain depan..para penyerang itu…Mereka bisa bermain buruk selama pertandingan, dan cukup mencetak Gol penting yang membawa kemenangan, untuk di puji seluruh Negara…Sedangkan pemain belakang seperti saya, harus bias bermain cantik selama pertandingan, dan cukup membuat satu kesalahan, untuk di hujat seluruh Negara…Lalu dimanakah hujatan itu ketika saya dan pemain belakang lain berhasil menjaga gawang kami selama laga hingga pertandingan final itu???”

Sobat Pejuang….

Artikel ini saya tulis, setelah menerima sms dari teman saya ketika saya bekerja di sebuah bank Asing dulu…Isinya…:

“Kenapa kita sebagai Marketing Credit Card yang bekerja keras, tapi justru manajer kita yang dapat promosi, dapat jatah ke luar negeri, dapat pengahargaan, dan segala fasiltas dari kantor?? Sedangkan aku hanya dapat sengatan sinar matahari dalam beban target yang terus bertambah dari hari ke hari?”

Sahabat…Mungkin ada diantara kita yang terbersit suatu waktu dengan pemikiran yang sama dengan teman kantor lama saya itu. Terkadang kita merasa sudah bekerja keras. Menemui donator, anggota koperasi yang macet, klien yang mintanya neko-neko, closing…tapi ternyata apa yang kita terima terasa “tidak sebanding” dengan “penderitaan” kita. Justru yang di puji adalah atasan kita. Yang di bahas di web internal adalah manajer kita. Yang di beri penghargaan adalah atasan kita. Sedangkan ketika target kita tidak tercapai. Kitalah yang paling dulu di beri teguran atas kinerja yang kurang sempurna.

Tapi coba sedikit kita merenung. Bahwa apa yang kita alami saat ini adalah cerita indah untuk menrangkai masa depan?? Bukankah kita sering mendengar cerita pembakar semanagt dari atasan kita yang mengisahkan betapa heroiknya mereka ketika menysusn langkah-demi langkah seperti yang kita lakukan saat ini. Atau bagaimana kita di berikan list donatur, klien, investor kenalan mereka untuk membuka jalan bagi kita untuk closing lebih dahsyat lagi, yang akan mengantar kita untuk suartu saat menggantikan atasan kita itu?? Dan ketika saat itu tiba, betapa manisnya menceritakan kembali perjuangan kita kepada sub ordinat kita…dan betapa bangganya kita samapaikan…”Saya juga mengalami apa yang antum rasakan saat ini…”

Kalau saja saya tahu alamt email alesandro nesta, mungkin saya juga akan sampaikan ke dia , kalau dalm sepak bola modern, pemain belakang-pun bisa menjadi penentu kemenangan. Baik umpan terukurnya, serangan sayapnya, atau tendangan bebasnya…semua mampu, semua bisa…yang lebih penting adalah, jangan pernah berfikri bahwa tugas pemain belakang hanyalah bertahan dan menungu serangan lawan….tapi berfikirlah untuk menjadi penentu kemenangan, ikut menyerang, menghadang, berlari, mengumpan, menusuk, tapi jangan lupa selalu kembali ke jantung pertahanan dan lepaskan segala beban…

Tapi yang paliang penting di atas segalanya tentunya adalah…membawa tim kita jadi juara…siapapun yang dianggap menjadi “pahlawannya”….. Kita adalah team…The super team..for super people…for super company…to be come the SUPERHERO….

0 komentar:

Posting Komentar

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies