WEB BLOG
this site the web

Menikmati Nasi Pecel Ponorogo

Pagi ini segabis olah raga pagi. Fikiran saya terbang ke kampung halaman. Biasanya dlu setelah olah raga pagi begini, tak ketin ggalan pasti mencicipi sarapan khas Ponorogo "Pecel Tumpuk"

Ya, nasi peel boleh ada dimana saja. Tapi sepertinya lidah saya sudah kadung cocok dengan kuliner khas kota reog ini. Perpaduan nasi putih pulen yang hangat, di campur beragam sayuran hijau segar yang sedikit layu karena di rebus, kecambah yang segar, di beberapa musim malah biasa menambahkan Ontong Pisang sebagai pelengkap, di guyur kuah sambel kacang yang Gurih dan mantap. Lalu ditaburi terancam ketimun segar dan kemangi sebagai penambah aroma.

Jangan lupa untuk menambah lauknya dengan kehangatan tempe goreng yang begitu Giruh menggugah selera.Di Ponorogo biasanya ada dua pilihan tempe. Yaitu tempe yang di goreng kering, dan tempe setengah matang yang biasa disebut "tempe kepleh", karena teksturnya lembek dan basah. Tapi soal rasa, jangan tanya...sapuan gurihnya bawang putih dan sedikit aroma merica yang lembut akan membuat kita tak henti mengecap rasa.

Ada pilihan lauk yang lain juga lho. Kalau mau yang tradisional dan vegetarian, ada "Lentho" (gorengan dari singking yang dicampur kedelai), Atau "rempah" (gorengan dari kelapa parut), "Rimbil" (hampir sama dengan rempah, tapi dengan tekstur parutan kelapa yang lebih kasar dengancampuran ikan teri) atau bisa juga rempeyek kacang atau rempeyek iwak kali bisa dijadikan pilihan....Mau lebih?? Sate ayam Ponorogo tentu bisa jadi pilhan selanjutnya....

Bagi temen-temen Holding, kemarin mungkin sempat mencicipi sate Ayam Ponorogo ini. Dagingnya menyatu, tidak terputus-putus.Tebal dan panjang. Di masak dulu sebelum dibakar, dengan bumbu kecap yang agak kental.Begitu digigit, akan rasa manis dan guruh akan langsung menyapa kita. tentu dengan tambahan sambal satenya, maka aroma pedas dan sedikit aroma arang akan manambah nafsu makan kita untuk menikmati gigitan selanjutnya....Sate ayam inilah yang jadi trade mark-nya Ponorogo...

Haus?? Jangan kuatir, perjalanan kuliner kita masih berlanjut ke Arah selatan kota. Di desa Jabung tepatnya. Desa yang berjarak 2 Km dari Pondok Modern Gontor ini sejak dulu dikenal sebagai penghasil minuman dawet yang mak nyuuuss luar biasa. Dari santan segar, dan cendol yang "fresh from teh open", di campur legen asli (Air gula kelapa sebelum dijadikan gula). Ditambah beberapa potong es batu yang segar di minum di pinggir persawahan yang menghijau...Sungguh Romantis untuk mengenang segala memori masa kecil. Segar, manis, gurih, dan mantap tentunya....

Bila waktu itu tiba....Semoga masih bisa aku berjumpa....mmmmm...mak nyos....

0 komentar:

Posting Komentar

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies