WEB BLOG
this site the web

Dalam Bisnis Tidak Ada Demokrasi

Dalam dunia militer tidak ada demokrasi.Awal kehancuran sebuah pasukan adlah ketika ada diantara anggota pasukan yang mulai kurang loyal dan kurang percaya pada atasannya.Maka bisa ditebak, yang terjadi adalah komandan yang "lemah" dan pasukan tanpa komando. Tinggal menunggu waktu saja untuk merusak dan menghancurkannya.

Dalam Al-Quran telah diceritakan bagaimana akibat dari tidak loyalnya paskan kepada panglimanya.Yaitu ketika pasukan Israel dibawah pimpinan panglima thalut hendak menyeberangi sungai dalam perjalanannya menuju medan peerang melawa bangsa palestina kuno.Menjelang tiba di sungai tersebut, panglima thalut memerintahkan agar pasukannya tidak meminum air sungai itu kecuali beberapa teguk saja.Alasannya cuma satu, dia ingin melihat sejauh mana loyalitas pasukan yang dipimpinnya yang memang terkenal keras kepala itu.

Tapi apa yang terjadi, hanya sedikit diantara pasukannya yang mematuhi perintahnya.Kebanyakan pasukannya memang banyak yang belum bisa menerima bahwa mereka akan dipimpi oleh seorang pemuda penggembala kambing, dan bukan dari golongan "ningrat" mereka.Daan hasilnya bisa ditebak, sebagian pasukan yang tidak loyal itu "ngeper" melihat bala pasukan palestina yang begitu perkasa itu.Mereka sudah kalah sebelum perang. Bukan oleh musuh. Tapi oleeh ketidak percayaan mereka kepada kemampuan panglimanya.Karena sudah a priory, maka mereka juga tidak yakin dengan segenap strategy yang diutarakan oleh Thalut.Sang panglima hampir putus asa dengan keadaan itu, samapai akhirnya seorang pemuda bernama daud mengambil alih dengan penuh keberanian untuk membinasakan jaluth seorang diri.

Demikian juga dalam bisnis.Loyalitas pada atasan adalah hal mutlak tanpa reserve. Keputusan atasan adalah hal yang mutlak untuk dilakuakn. Jangan banyak bertanya, kecuali untuk hal-hal yang bersifat penjelasan tekhnis. Bisa jadi memang perintah itu agak "bombastis" dan "tidak masuk akal". Tapi memang tidak ada kata menolak dalam hal ini.Selama memang tidak melanggar regulasi baku yang sdah dsisepakati, Laksanakn saja, dan kalau memang belum sempurna hasilnya. Laporkan apa adanya.Dan biarkan itu menjadi bahan evaluasi untuk strategy ke depan.

Memang kendala utama dalam penerapan kaidah perang ini adalah karakter sang panglima itu sendiri.Kepercayaan dari bawahan harus senantiasa dijaga. Bagaimana mungkin pasukan akan percaya kalau komandanya memasang peluru saja tidak bisa?? Bagaimana mungkin seorang komandan akan di percaya kalau membaca alam saja dia kebingungan?? Kalau selalu ragu dalam setiap tindakan?? Kalau hanya bisa menyalahkan keadaan??

Maka kepatuhan seorang prajurit juga harus dibarengi dengan kecakapan seorang panglima. Ketegasan, kecemerlangan, dan kemampuan berfikir sebagai karakter wajib seorang panglima akan membuat dirinya di segani, bukan sekedar ditakuti. Dalam dunia bisnis, sebuah tantangan bagi seorang manajer adalah selalu me-refresh pengetahuannya mengenai kondisi internal, external, maupun up grade kemampuannya. Kalau hal itu bisa kita lakukan, maka perintah kita akan berarti nasehat, peringatan kita akan berarti ajakan, marah kita akan bernilai sayang, dan sub ordinat kita akan sering bicara di depan kita daripada berbisik di belakang kita.

Yang terkahir. Dalam dunia militer, pemimpin yang baik adalah yang bisa mengkader bawahannya untuk menjadi lebih baik. Panglima yang bak adalah panglima yang ketika dia tidak ada, maka secara terorganisir, meyulut daya kreatifitas prajuritnya untuk memenangkan setiap pertempuran. Insan utama dalam sejarah manusia, Rasulullah Muhammad adalah contoh sejati dalam hal ini. Betapa sepeninggal beliau, singa-singa padang pasir bermunculan menghentak wajah dunia. Para sahabat boleh merasa kehilangan. Tapi semangat dan ketauldanan beliau membakar setiap jiwa pemimpin umat untuk senantiasa berbuat yang lebih baik lagi.

Demikian juga dalam dunia bisnis. Saya baru membaca sebuah wawancara exclusife dengan PM Singapura lee shin loong yang ternyata sudah dikader sejak dia berumur 20 tahun !! Ketika lee kwan yeouw masih menjabat. Dia dididik oleh lee secara langsung, di ajarkan menghadapi singapura masa depan. Dijelaskan konsep pembangunan singapura yang berkelanjutan. Secara pelan tapi pasti, di munculkan dimata publik singapura sebagai sosok pemimpin masa depan yang bijak, cakap, dan penuh keteladanan. Maka ”demokrasi” ala singapura inipun berlangsung mulus. Sesaat setelah goh chok tong berhenti (PM Setelah Lee Kwan Yeuw), maka lee shin pun naik tahta dengan dukungan penuh rakyat singapura. Bukan dengan memaksakan Pegawai Negeri untuk nyoblos lee, atau mengerahkan militer untuk intimidasi. Tapi singapur memnag punya road map kepemimpinan yang sangat indah. Sehingga nyaris tidak terjadi saling jegal kebijakan antar pemmpin seperti di negara kita, yang justru membuat stabilitas ekonomi jadi makin amburadul. Dan dari bibir lee kwan yeouw inilah judul artikel saya ini terucap..katanya : ”Dalam Bisnis tidak ada demokrasi”. Dan singapura membuktikan itu....

0 komentar:

Posting Komentar

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies