WEB BLOG
this site the web

Mereka...Arek Suroboyo Yang Nekad Itu...

Arek Suroboyo. Sebuah istilah indetifikasi pemuda asal Surabaya. Yang secara harfiah berarti Anak Muda.sebenarnya istlah ini bukan Cuma milik Surabaya. Karena di bebrapa daerah di Jawa Timur seperti Jombang, Pasuruan, Mojokerto, dan Malang juga menggunakan istulah yang sama untuk panggilan keakrabannya. Bahkan AREMA adalah anonym dari Arek Malang, untuk mereflexikan semangat anak muda malang.

Tapi entah kenapa. Panggilan “Arek” lebih indentik dengan Surabaya. Dan sepertinya lebih mendarah daging dengan sosio kuturil masyarakat kota industri itu. Ada sebuah kebanggaan ketika disematkannya kata “arek” itu didepan setiap nama pemuda Surabaya. Kata “arek” kemudian mengalami “penyempitan makna” secara gradual, dari makna awal yaitu “pemuda”, menjadi pengejawantahan dari sifat berani, tak kenal takut, dan pantang menyerah.

Hal ini tak lepas dari sejarah kota Surabaya itu sendiri. Dari semenjak berdirinya majapahit, terlihat bagaimana nenek moyang arek-arek Surabaya itu berhasil menghanguskan pasukan china yang kelelahan setelah justru mereka membantu Raden Wijaya merebut kembali kekuasaanya dari singgasana songasari –di daerah malang sekarang ini- (bisa jadi sejarah ini yang mendasari permusuhan abadi antara supporter Persebaya Surabaya Denga Arema Malang). Berlanjut dengan babad sawunggaling, symbol perlawanan abadi masyarakat Surabaya terhadap penjajahan VOC,hingga perlawanan berdarah nan tak terlupakan, tragedy heroik 10 november 1945, dimana Inggris sebagai pemenag pernag dunia pertama dan kedua harus kehilangan muka setelah salah satu komando tertinggi mereka (Brigjend Malaby) tewas terpanggang di tangan arek-arek suroboyo.

Bayangkan, betapa berani Arek_arek Suroboyo itu. Betapa Menyala semangat mereka. Seakan-akan mereka siap menjadi benteng terakhir pertahanan Negara kalau memang dibutuhkan. Sebuah karakteristik khas kota indutrsi / pekerja. Dan karakter ini kemudian bercampur dengan “imigran” pesisir tapal kuda yang punya sifat tak kalah “beringas”. Karakter tegas, apa adanya, terang-terangan, dan pekerja keras menyatu dalam satu lingkungan dengan backround fanatisme yang mendarah daging. Fanatisme Agama, Fanatisme kedaerahan, fanatisme organisasi, fanatisme golongan, fanatisme partai sampai fanatisme ormas tumbuh subur dalam kondisi masyarakat seperti ini.

Semangat inilah yang menjadi dongeng sebelum tidur di setiap anak-anak kecil kota Surabaya. Semangat inilah yang senantiasa berhembus dari obrolan warung kopi hingga meja bilyard. Semangat inilah yang kemudian menjadi semacam afirmasi yang dating terus menerus di segenap fikiran pemuda-pemuda Surabaya. Maka jangan heran kalau semangat ini akan antum temui disetiap perbincangan antum dengan mereka. Terkadang bagi yang belum terbiasa, mungkin akan menemukan kesan kasar dari guyonan dan obrolan mereka. Hal ini juga sering pada suatu waktu memancing kealah fahaman dengan –bahkan- sesama orang jawa namun dengan budaya yang berbeda

Sayang memang, semangat yang begitu membara ini terkadang menjadi over dosis yang akhirnya membuat kondisi yang kontra produktif. Keberanian Arek Suroboyo yang seharusnya bermuara pada semangat berani mencoba hal yang baru dan mempertahankan kebenaran, justru berakhir pada sikap yang penting berani, meski untuk hal-hal yang tidak penting sama sekali. Sikap pantang menyerah yang seharusnya bermuara pada tradisi ulet dan sabar bagi generasi muda Surabaya justru disikapi sebagai sikap tak kenal takut bahkan kepada aturan hukum sekalipun. Sikap heroisme Surabaya yang seharusnya memunculkan sikap patriotik dan nasionalisme kebangsaan, justru melahirkan fanatisme kedaerahan yang sangat-sangat sempit.

Hal inilah yang menghinggapi pada hamper 35.000 superter Bondo Nekad (Bonek) yang juga sama bangganya dengan nenak moyang mereka ketika menyandang nama Arek Suroboyo. Bagi mereka, semua tindakan mereka yang secara membabi buta membela (fanatisme) klub kesayangan mereka adalah halal dan syah. Yak arena mereka itu Arek Suroboyo dan berani, tak kenal takut, dan ‘patriotic’ itu. Membakar bendera supporter lawan adalah halal sebagai konsekuensi berhadapan dengan Persebaya, kebanggaan arek Surabaya. Melempari pemain lawan ketika persebaya kalah adalah syah sebagai tindakan Arek Surabaya. Karena Persebaya tidak boleh kalah, karena kekalahan bukanlah sifat arek suroboyo. Ngamuk, semaunya sendiri, makan tanpa bayar, merampok pedagang bakso di stasiun, adalah wajar sebagai symbol keberanian dan keunggulan trah sawunggaling, sebagai pembuktian sifat tak kenal menyerah pahlawan-pahlawan mereka seperti dulu, dan juga wujud semangat pantang mundur raden wijaya…nenek moyang mereka…

Maka jadilah fanatisme salah kaprah itu sebagai jalur pilihan mereka dalam “perjuangan” membela klub sepak bola yang di cintainya. Simbolisme persebaya sebagai “bajul” alias buaya sebagai bintang yang ganas, buas, dan sedia selalu menerkam turut serta membiaskan makna arek suroboyo yang sesungguhnya. Dan satu lagi juga, Surabaya adalah ibu kota Jawa Timur!! Jadi semua kabuoaten di jawa timur harus “tunduk” kepada Surabaya. Karena ini ibu kota propinsi bung… Maka ARema Malang, Persik Kediri, Persekabpas Pasuruan, dan klub sepak bola yang lain tidak boleh “menyaingi” kebesaran tim ibu kota ini. Sebab hanya arek-arek Suroboyo yang menereka anggap paling pantas menjadi representasi Jawa Timur. Bukan yang lain….

Sahabat Pejuang…

Tulisan ini bukanlah pandangan umum saya kepada segenap warga Surabaya (yang juga berhak di panggil “Arek Suroboyo”). Ini hanyalah ungkapan kekesalan saya sebagai penikmat sepak bola, termasuk sebagai supporter yang 3 kali “pindah hati”. Sebagai Bonekmania, sebagai Aremania, dan sekarang sebagai Bobotoh Vikings. Ungkapan kekesalan yang sebenarnya saya tujukan kepada segenap supporter sepak bola yang punya fanatisme buta seperti bonek ini, yang jumlahnya juga jutaan disetiap klub di Indonesia.

Tapi kenapa bonek yang saya “semprot”?? Ya karena memang hanya mereka yang bener-bener Bondo nekad, tanpa perhitungan, tapi hasilnya konyol. Biasanya, jikalau sebuah klun sepak bola bertandang keluar daerahnya, maka supporter yang mengikutinya biasanya supoeter yang berduit. Yang biasanya juga tingkat kesadaran “kemanusiaannya” tinggi. Mereka bayar tiket, bayar ongkos transport, bayar makan mereka, bahkan semapt beli souvenir di kota tersebut. Tapi lain dengan bonek, mereka yang berangkat mendampingi persebaya adalah kaum urban yang benar-benera nekad. Coba antum banyangkan bagaimana mungkin seorang supporter berangkat ke Bandung hanya dengan uang Rp 3000 ?? Dan yang seperti itu jumlahn ya banyak…Ribuan…Mereka berfikir, yang penting berangkat dulu, cari makan soal gampang. Sehingga akhirnya penjarahan menjadi alternative pilihan yang paling “masuk akal” .

Sekali lagi, tulisan ini bukanlah tendensius menyiratkan kebencian saya kepada warga Surabaya. Karena saya punya banyak kenalan, rekan, kawan, santri, bahkan saudara di kota pahlawan itu. Yang mereka semua sama sekali tidak brangasan. Mereka yang betul-betul mempunyai sifat berani untuk mencoba hal baru yang positif. Mereka yang benar-benar tak kenal menyerah, untuk mencari setiap peluang usaha dan ilmu nyang bermanfaat. Mereka yang punya semangat heroisme dan kebangsaan yang begitu menggebu untuk menjadikan Indonesia sebagai penuasa ekonomi baru. Mereka yang begitu “kerasukan” arwah Raden wijaya untuk membangun imperium sekelas majapahit yang kekuasaanya lebih luas dari Negara Indonesia sekarang ini. Mereka yang bersikap mandiri dan anti penjajahan seperti sawunggaling dan Sarip tambak yoso yang tak henti membenci kompeni. Mereka yang humoris dan selalu membuat saya tertawa dalam kesejukan nasehat yang bijaksana. Mereka yang masih setia mendendangkan sholawat dan alunan istighotsah untuk kemenangan nurani bangsa ini. Mereka yang tak henti berbagi dalam semangat satu untuk negeri. Mereka yang menganggap kita semua sebagai saudara tanpa memandang darimana asal kita. Mereka yang “bondo nekad” untuk berjuang mandiri dari sebuah ketiadaan menjadi pengusaha besar dan politikus yang piawai…..

Dan mereka jumalahnya masih banyak…Insya Allah lebih banyak dari “Arek Suroboyo” palsu yang merusak dan menipu untuk sebuah kebanggaan semu…Yang rela mati untuk sebuah klub sepak bola, yang kelak di akherat ditanya sama Allah juga sama sekali tidak….Yang datang ke stadion jam 3 sore untuk menyaksikan pertandingan pada jam 6 petang dan selesai pukul 9 malam…(lalu kapan mereka sholat ashar dan maghrib?? )….Sungguh jumlah mereka lebih banyak dari yang palsu itu…sangat banyak…dan saya yakin yang membaca tulisan ini adalah Arek Suroboyo yang sesungguhnya itu…

Insya Allah…

Bisa Bicara Itu ternyata Penting

Beberapa hari yang lalu, saya mendapat telfon dari teman lama saya di Malang. Seorang rekan kerja dulu ketika saya masih aktif menjadi marketing untuk Produk Bussines Installment Loan di sebuah Bank Asing di Malang. Dulu kami sempat satu tim, sebelum akhirnya saya memutuskan untuk “menyeberang” ke LKMS Mozaik. Dia lulusan perguruan tinggi negeri ternama di Malang. Sangat cerdas dan berbakat. Sebagai rekan tim, saya banyak belajar dari caranya begitu menyederhanakan masalah (bukan menyepelekan). Target pencapaian 2 Milyar per Tim dalam sebulan terasa ringan dan bukan sebuah beban berat ketika di bicarakan dengannya.

Ketika saya pindah ke Mozaik, saya dengar dia sudah diangkat jadi manajer regional area Malang di bawah otoritas co-director area Indonesia Timur. Saya tidak terlalu heran mendengarnya. Karena memang karakternya sangat tepat untuk dianhkat menjadi manajer pemasaran produk perbankan itu.

Tapi saya sungguh terkejut, ketika di telpon beberapa hari yang lalu dia justru mengeluh, bahwa sekarang kondisi tim marketingnya turun. Target-target yang di berikan tidak pernah ter-realisasi, pendapatan stagnan, dan fluktuasi kepuasan konsumen justru menun jukkan garis dekadensi yang agak drastis. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan besar dari saya. Bagaimana itu bisa terjadi, padahal dulu ketika dia masih berstatus sebagai leader tim saja, target yang dibebankan bisa tercapai berapapun jumlahnya. Lalu kenapa ketika otoritasnya bertambah dengan diangkatnya posisinya sebagai manajer area Malang, justru prestasinya seret??

Dengan suara agak berat, di ujung telpon dia bercerita, bahwa dia bahkan sekarang sudah kehilangan semangat kerja. Gara-garanya sepele, menutrutnya, gaya kepemimpinan atasannya (co direktur area Indonesia timur yang baru) sangat berbeda dengan yang dulu. Dia mencontohkan dari gaya menyapa di telpon saja, sangat berbeda dengan yang dulu. Ketika jaman Pak Robert (nama co direktur area yang lama) menyenangkan sekali cara berkomunikasinya. Santai, tenang, akrab, dan sungguh sangat fariatif cara menyampaikan instruksinya. Maka jangankan harus menerima telfonnya, dia bahkan rela kehilangan pulsa untuk menelpon atasan lamanya itu hanya untuk mendengar instruksi atau sekedar curhat tentang timnya kepada dia.

Sedangkan Co director yang baru justru sebaliknya. Gaya bicaranya monoton, nada bicara yang rendah, gaya instruksi yang text book (mirip gaya menteri murdiono di jaman ORBA dulu katanya), materi bicarnya yang hanya berkutat soal kerja kerja dan kerja (agak kurang humanis gitu lah), dan yang target yang dibebankan selalu nampak “mengerikan” untuk dilaksanakan. Maka kata teman saya itu setiap kali ada telefon dari atasan barunya itu kini, laksana sebuah terror baginya. Jangankan suruh koordinasi, bahkan menerima telfonnya pun dia sudah hamper tidak mau. Sebab nada dan iramanya dia sudah hafal (saking monoton-nya)….

”Hallo…selamat pagi pak Priyo (nama teman saya itu), gimana kabarnya pak priyo?? Sehat2 kan?? Bagaimana planning hari ini?? Siap lending berapa pak? Bagaimana dengan penanganan klien kita yang kemarin?? Kok masih belum ada perubahan pak??...bla…bla…Gubraaaakk…!!! Telfonnya jatuh….(atau sengaja dijatuhkan ya??) Dan itu terjadi setiap hari…setiap hari…tanpa jeda..katanya mengakhiri cerita…

Saya tertawa ngakak mendengar ending dari ceritanya tadi. Sudah begitu parah rupanya “tekanan batin” yang di derita teman saya itu, sehingga sampai memperngaruhi kinerjanya. Tapi dibalik tawa saya, tersirat sebuah kesan, betapa ternyata cara bicara seseorang itu jauh lebih memperngaruhi daripada konten pembicaraan itu sendiri. Antum boleh seorang professor, Dr, Ir, Ahli ekonomi, sarjana Akuntansi, Kyai, lintah darat atau bahkan supir becak sekalipun, yang pertama kali menarik perhatian orang adalah gaya bicara anda, baru setelah beberapa saat orang akan mencerna, apakah isi pembicaraan antum.

Sebagai pemimpin, ada kalanya kita memang beranggapan bahwa sub ordinat kita adalah “target” dari segala beban yang dibebankan kantor kepada kita. Sub ordinat adalah objek atau “kendaraan” untuk sederet perintah dan instruksi peningkatan target dan kinerja perusahaan. Terkadang kita menganggap sub ordinat adalah bagaikan sebuah system statistic logaritma yang dengan pasti kita rumuskan, bahwa kalau Log, atau Sinus …sekian sekian akan menghasilkan Cosinus dan atau tangen …sekian sekian… sehingga diibaratkan segala instruksi kita haruslah berupa huruf-huruf dan angka-angka mati tanpa estetika penyampaian. Instruksi kita adalah ibarat rumus-rumus perintah computer seperti Ctr+Alt+Del = Program Off, sehingga instsruksi muapun coaching kita pun terdengar seperti ketukan tuts keyboard yang monoton dan hambar.

Seni berbicara. Ya itulah kuncinya. Sub ordinat kita adalah makhluk hidup-lebih spesifik lagi adalah manusia- yang dilengkapi dengan sederet software emosional di dalamnya. Marah, sedih, senang, tegang, tertekan, bingung, putus asa, dan bentuk emosional lain yang melingkupinya, yang jelas jauh lebih berharga dari hardware yang Nampak di penglihatan kita, atau sekedar suara yang kita dengarkan via telepon. Software itulah yang justru sebenarnya menjadi modal pokok yang perlu senantiasa di upgrade dan di screening dari sekian banyak virus yang pasti akan dating disetiap aktifitas lapangan yang dihadapinya. Dan cara terbaik untuk “defrag” dan maintenance kepada software sub ordinat kita adalah dengarkan, simpati, dan ajak bicara…hati ke hati…dengan bahasa mereka, dengan software mereka….

Kita ini terkadang memang lucu. Kepada anak-anak kecil saja kita berusaha mati-matian untuk adapatasi dengan gaya bahasa mereka. Dari mulai suara yang dikecilkan, lalu bicara yang di cedal-cedalkan. Sambil bertingkah lucu. Tak lain dengan tujuan agar bahasa kita dimengerti mereka. Agar makusd kita difahami mereka. Tapi dengan orang dewasa - karena mungkin merasa orang dewasa itu mudah mengerti- jadi malah kita terlalu sering menempatkan posisi dan bahasa kita dibanding menempatkan diri kita pada posisi lawan bicara kita. Kita terlalu “khusnudzan” dengan sering beranggapan bahwa sub ordinat kita pasti mengerti dan faham dengan apa yang kita sampaikan dan sejalan dengan apa yang kita inginkan. Inilha yang saya sebut diatas sebagai anggapan bahwa sub ordinat adalah sebuah system alogaritma kompleks seperti robot yang akan menghasilan outpun yang sama ketika perintah yang sama kita ketikkan.

Sehingga yang sering kita sampaikan terkadang bersihat instruktif dan bukan inter –komunikatif. Sering kita sampaikan…”Target kita bulan ini adalah sekian, sudah tercapai berapa??”…”Gimana collector antum, apa sudah menyampiakan pesan saya kemarin?”…”Hari ini lending berapa?? Ingat target ya…”…Yup, pada mulanya memang perkataan seperti ini wajar, output awalnya juga mungkin sama. Tapi ya itu tadi, jangan berharap hasilnya akan sama pada kali kesekian antum “menyapa” sub ordinat antum dengan pola yang sama tersebut. Karena sekian hal telah terjadi. Sekian peristiwa telah dialami oleh mereka. Dari mulai dibentak nasabah, diancam, kehujanan, masalah di rumah tangga mereka, bebrapa kesalahan kecil yang berkibata fatal, dan sekian banyak yang lain.Bisa jadi sekian peristiwa itu kemudian menjadi sampah di memory mereka yang perlu kita “defrag” biar menjadi sesuatu yang usefull, jadi sebuah pembelajaran dan bukan lagi sebuah beban.

Maka perubahan pola sapaan mutlak diperlukan. Mari kita belajar mengakrabi kesenangan sub ordinat kita. Terbayang kan, kalau diantar sekian beban yang menumpuk di memory mereka, lalu kita kembali menghujani memory itu dengan segenap istilah monoton instruksional lagi?? Target?? Lending?? Kredit Macet?? Lap Mingguan?? Lap Harian?? Hasil colekan?? Dan istilah lain??

Percayalah sobat pejuang. Tanpa kita minta pun. Segenap sub ordinat kita pasti juga memikirkan segala permaslahan tersebut. Yang perlu kita lakukan hanya mengingatkan mereka dngan bahasa yang lain. Dengan gaya bahasa yang lebih segar. Lebih gaul kata anak sekarang…Tidak susah kok..Mudah sekali…Hargai saja dulu apa yang dikerjakan sub ordinat antum, sekecil apapun prestasi itu (meskipun Cuma bisa “memaksa” seorang nasabah untuk pelunansan bulan itu misalnya) berikan apresiasi yang luar biasa. Seakan dia sudah membuat antum bangga dengan prestasinya itu. Akan sangat manusiawi kalau sub ordinat kita akan mengulang lagi bahkan mengingkatkan hal kecil yang menurut antum membanggakan itu. Saya dan siapapun itu akan merasakan hal yang sama. Coba antum puji teman kantor antum setulus-tulusnya dengan ungkapan ….”Wah, dasi antum cocok sekali tuh dengan baju antum, pasti mahal ya??”…saya super yakin, seyakin yakinnya…minggu depan dan disetiap kesempatan berjumpa dengan antum, orang itu akan memakai baju dan dasi yang antum anggap cantik itu…

Lalu coba rubah kata-kata kita dengan belajar sedikit analogi…Contohnya kalau sub ordinat antum hobi sepak bola, coba rubah item-item monoton itu dengan item sepak bola…Contoh…

”Wah, sudah berapa gol nih bulan ini?? Masa arema ga bisa bikin gol…yang semangat ya..meski sudah injury time, tapi coba antum ingat, berapa banyak tim sepak bola yang menang di detik-detik akhir…jangan smapai degradasi ya…terus kejar bola, tending ke gawang sebanyak-banyaknya, meleset ga masalah, sebab suatu waktu pasti antum akan bikin goal juga…target kita champion rek… “

Nah, apa menurut antum susah merubah bahasa dengan gaya seperti itu. Tidak susah kan?? Istilah –istilah lain berserakan di web internal, di web berita lain di internet, di Koran, berita TV dan sebagainya up date aja informasi antum, maka bahasa antum akan terimbas juga…kalau tidak, siap-siap aja sub ordinat antum akan mengindar bertemu atau menerima telfon dari antum dengan berbagai alasan, meski inti alalasannya adalah…Bosan dengan segala item monoton yang menumpuk di memory internalnya…..

Yang terakhir, coba jadi rekan yang baik bagi sub ordinat antum. Coba jadi temen curhat yang menyenangkan buat mereka. Tak perlu bingung buat ngasih solusi buat mereka, karena terkadang, antum mau mendengar masalah pribadi mereka saja sudah merupakan ketenangan tersendiri bagi mereka. Mainkan dan optimalkan software-software mereka. Sering-sering aktifkan anti virus buat mereka. Jadi rekan yang bijak. Bahasa yang segar dan fariatif. Saya yakin segala potensi itu akan berdampak luar biasa. Instruksi antum akan didengar dengan wajah ceria. Target-target dari antum akan terdengar bak alunan music nan berirama. Dan telfon ataupun pertemuan dengan antum, akan selalu dirindukan, laksana kekasih menunggu sapaan dari orang yang dcintainya….

Sederhana bukan?? Selamat mencoba…

Ironi 3 Institusi

Tiga institusi vital yang mendukung pertahanan dan kemananan Negara, yaitu BIN (Badan Intelejen Negara), TNI, dan kepolisian tengah mendpat sorotan dari berbagai fihak tentang kinerjanya yang tak kun jung membaik. Dari berbagai kasus intelejen yang ada, ketiganya malah sering informasi yang justru hasilnya mempermalukan pemerintah

Syahdan, akhirnya diadakanlah pembuktian dihadapan public mengenai kemampuan intelejen dan kontra intelejen dari ketiga institusi tersebut. Simulasinya cukup mudah, mereka disruh menangkap kelinci yang dimasukkan ke dalam hutan dan harus ditemukan secepatnya….

Anggota BIN segera menyebar secara rahasia ke dalam hutan, dia sadap semua pembicaraan hewan-hewan hutan, melihat segenap tanda kaki yang di tinggalkan kelinci, dan bahkan menyamar menjadi kelinci itu sendiri….Dan setelah beberapa hari mencari, si Kelinci tidak juga ditemukan, maka BIN tiba pada tituk kesimpulan…”Bahwa Kelinci itu hanya isu rekaan semata, dan bukan binatang yang nyata…masyarakat tidak perlu khawatir, keamanan tetap terjaga…”

Anggota TNI lain lagi. Dengan segenap kemampuan telik sandi dan pertempuran gerilya yang dimiliknya. Dia mulai menyisir segenap binatang di hutan itu. Setiap binatnag yang mirip kelinci, segera ditangkap dan di interogasi. Tapi karena belum juga menemukan, maka anggota TNI-pun akhirnya meldakkan TNT high explosive di tengah hutan. Dan hasilnya sungguh menakjubkan…sang Kelinci buruan mati terpanggang, ditengah bangkai binatang lain yang terkena ledakan itu.

Yang terakhir adalah petugas dari kepolisian. Dia ternyata hanya butuh waktu 1 jam masuk kehutan. Lalu keluar lagi dengan membawa seekor tikus ditangannya. Sang tikus itu Nampak kesakitan dengan wajah dan tubuh lebam-lebam bekas dipukul. Lalu terlihat sambil menangis sang tikus berkata…”Ya…ya…baiklah…saya mengaku…sayalah kelinci itu…sayalah kelinci itu….”

Humor Madura - Madura Tukang Masak

Ini adalah kisah Brodin ketika belajar jadi Mahasiswa di Mesir, beserta teman karibnya di pesantren…Sablah..!!

Waktu itu, tahun 90-an, jerohan sapi tak ada harganya di Kairo, Mesir, karena dianggap hanya anjing yang layak memakannya. Tapi bagi santri-santri Jawa, jelas itu makanan bergizi. Diantara penggemar berat jerohan sapi sekaligus ahli memasaknya adalah Sablah. Pembagian tugas pun diatur. Karena lebih ahli tentang seluk-beluk pasar, Brodin bertugas belanja (Sablah lebih hapal gedung bioskop daripada pasar), sedang Sablah menjadi kokinya.

Jerohan sapi berhasil diperoleh dengan harga amat murah dari seorang jagal. Malahan, karena rutin berbelanja jerohan sehingga berteman akrab dengan si jagal, lama-lama digratiskan. Hanya saja, si jagal terheran-heran dengan konsumsi jerohan yang begitu banyak dan kontinyu.

"Memangnya kamu pelihara anjing berapa?" tanyanya.

Brodin garuk-garuk kepala… "Yaa...ada lah..."

Singkat cerita, setelah empat tahun di Kairo, Sablah pindah ke Baghdad untuk ngambil S2. Tak ada lagi koki, Brodin pun berhenti belanja jerohan. Cukup lama Brodin tak bertemu si jagal langganannya, sampai suatu hari kepergok tak sengaja.

"Hai, apa kabar?" si jagal menyapa.

"Baik. Bagaimana denganmu?"
,br> "Alhamdulillah.... Kamu kok nggak pernah ngambil jerohan lagi?" si jagal bertanya,

" Memangnya sudah nggak pelihara anjing lagi?"

Brodin meringis,

"Sudah pindah ke Baghdad..."

Humor - Salah Sambung

Di sebuah rumah mewah dikawasan elit Jakarta, sebuah telf bordering kencang. Sang Satpam tergopoh-gopoh mengangkat telpon tersebut….

“Halo siapa ya??”
“Ini saya, juragan kamu…kamu si satpam itu kan??” Suara dari ujung telfon tampak geram Menahan marah
“Iya pak…ini saya” Jawab si satpam
“Hai…aku mau Tanya, apa tadi pagi istriku menerima laki-laki lain di rumahku??”
“Iya pak, tadi pagi…tapi kata ibu itu adik bapak yang mau kuliah di Jakarta”
“Halah…dasar perempuan pembohong…Aku anak tunggal, aku tidak punya adik lelaki….”

Sang Majikan terdengar makin gusar

“Baik…hei satpam, dengar perintahku sekarang…Majikan perempuan kamu itu sudah berselingkuh, dia sudah berkhianat…sekarang, kau lihat senapan yang tergantung ditembok itu?? Cepat ambil senapan itu sekarang…”

Sang satpam segera mengambil senapan angin yang dimaksud majikannya itu

“Sudah saya ambil tuan…”

“Bagus…sekarang kau masuk kamar istriku dan tembak kepala perempuan pengkhianat itu…”
“Tapi pak…bukankah…”
“Ga usah pake tapi-tapian….cepat lakukan…jangan kuatir soal hukuman, aku bisa sogok polisi manapun biar tidak menuntutku…juga kamu…!”
“Tapi saya takut pak….”
“Takut apa lagi…ini perintah majikanmu…cepat lakukan, atau kamu yang akan terbunuh nantinya…”

Dengan wajah ketakutan, sang satpam-pun akhirnya masuk kamar majikannya dan menembak istri majikannya itu…

“Halo…sudah saya lakukan pak….” Suara satpam kali ini terdengar bergetar
“Ha…ha….Bagus…kamu memang pembantu yang setia…aKan ku berikan sebuah rumah untuk tugasmu kali ini…dan Tolong segera kubur Si Sulastri pengkhianat itu…!!”
“Sulastri siapa, pak??”
“Ah, masak kamu lupa…istriku itu kan nama aslinya Sulastri to…”
“Maaf pak…bukannya nama istri bapak itu Ibu Maya??”
“Maya?? Sebentar…ini alamat Rumah Jalan Melati no 18, bukan??”
“Bukan pak…ini Jalan Galunggung no 123…”
Waaaah…kalau gitu aku salah sambung nih…ya sudah maaf ya….”

Klik…!! Telpon ditutup…..Gubraaaakk……

Humor Madura - Gambar Ibadah

Ketika si Brodin masih duduk di bangku SD, ia mendapat tugas kliping dari guru PMP-nya (PMP, Pendidikan Moral Pancasila. Sekarang menjadi pelajaran Kewarganegaraan).

“Coba kalian kliping gambar atau foto orang yang sedang menjalankan ibadah sesuai agamanya masing-masing. Kumpulkan minggu depannya”, perintah Ibu Guru kepada Brodin dan kawan-kawannya.

Seminggu berlalu, rupanya si Brodin lupa akan tugasnya. Hari itu, Ibu guru PMP pun menyuruh Brodin dan kawan-kawannya mengumpulkan tugas kliping.

Si Brodin pun kelabakan. Segera ia mengambil pas foto dirinya dari tasnya, dan menempelkannya di selembar kertas dan memberikannya judul ”Tugas Kliping Gambar Orang Beribadah”.

Ibu guru PMP pun memeriksa tugas murid-muridnya. Ketika sampai di meja si Brodin, Ibu guru tersebut pun marah. “Apa maksudnya kamu menempel foto kamu sendiri di lembar tugas kliping ini?, tanya Ibu guru gusar.

Brodin pun dengan tenang menjawab, ”Ini gambar orang beribadah Bu, ibadah puasa”, tandas si Brodin.

Filosofi 5 jari

Hujan di bandung mengingatkan saya jauh terbang ke kampung Halaman. Kepada semangkuk wedang ronde anget, dan nasi karak (sisa nasi yang dikeringkan, lalu digoreng dan di santap dengan parutan kelapa yang “dibakar” dengan cara di tekan2 dengan pecahan genting yang sudah dibakar dulu). Atau kalau pas lagi musim, ditambah belalang Goreng yang ternyata tak kalah nikmat rasanya dengan udang bakar…

Sayup-sayup terdengar suara surat yasin dibacakan di mushola komplek. Dan hati ini serasa semakin terbetot oleh kerinduan lagi. Kali ini, dengan sholawatan malam jumatan di masjid kampung. Bersama teman-teman kecilku dulu. Biasanya acara itu dimulai dengan hafalan bacaan sholat, lalu hafalan jus amma, dan ditutup dengan sholawatan smapaii waktu Isya’ tiba. Di bimbing oleh Kyai Fachrudin, kyai sepuh yang masih aktif membimbing kami yang masih kecil ini dengan segenap ketwadu’an dan ke-wara-an beliau. Setelah sholat Isya, biasanya ada “bonus” cerita atau nasehat dengan bahasa kami tentunya yang masih kecil. Dan kalau pas ada rizki, beliau biasa membawa singkong rebus dari kebunnya untuk kami semua…Ya Allah….seperti baru kemarin semua itu terjadi….

Ingatanku semakin liar. Menembus ruang dan waktu. Dan satu nasehat Kyai Fachrudin yang masih terngiang di telingaku saat ini adalah, tentang filosofi 5 jari dalam ukhuwah Islamiyah. Usiaku sudah menganjak ABG waktu itu. Beliau sering memanggilku “Uul”. Nama kecilku di kampung. Beliau bilang, ada lima Golongan yang kalau saja mereka mau bersatu, ibarat lima jari ini, tidak ada yang tidak bisa terselesaikan.

1. Jari Jempol

Jari jempol ini adalah symbol Umara…simbol pemimpin…Dia yang utama. Jempol ini juga disebut iu jari yang menu njukkan dia-lah “induk” ke-empat jari lainnya..Kenapa ini identik dengan simbol pejabat?? Karena symbol jempol biasanya identik dengan persetujuan, kebagusan, dan sifat baik. Bukankah umara biasanya menjadi tokoh sentral untuk urusan setuju dan tidak setuju pada sebuah keputusan?? Pimpinan juga merupakan patron, dimana apa yang biasanya dianggap baik oleh pemimpin, juga diikuti oleh rakyatnya?? (Coba antum angkat jempol antum untuk menyatakan rasa setuju, bukankah keempat jari yang lain menunduk??) Maka pempimpin yang baik, selayaknya mendapat tanda jempol berdiri, sedangkan pemimpin yang buruk, tidak salah juga kalau kita beri symbol jempol terbalik….

2.Jari Telunjuk

Jari telunjuk adalah symbol Aghniyaa, symbol dari orang-orang kaya. Kenapa?? Karena budaya orang kaya biasanya budaya “menunjuk”. Kalau butuh apa-apa tinggal tunjuk. Kalau perintah sesuatu tinggal menunjuk. Karena dia punya Power..Bahkan dengan harta yang dia miliki, dia bisa “mengatur” keputusan seorang Umara untuk setuju atau tidak etuju akan suatu masalah. Sekarang coba antum tunjuk sesuatu, bukankah ketika antum menunjuk, ibu jari menekan ketiga jari laiinya untuk “tunduk”??...Subhanallah, kalau saja kita menjadi Anghniyaa yang saleh, betapa mudahnya kita mengatur sebuah pemerintahan bukan?? Bukannya malah menggunakan uang kita untuk mengatur para penegak hukum untuk mengatur sebuah kasus untuk sekedar menyelamtkan kesalahan kita sendiri….

3 Jari Tengah

Ini simbol Ulama.. Posisinya ditengah… jari tengah merupakan jari yang paling tinggi diantara kelima jari, akan tetapi setiap kali kita akan makan menggunakan tangan, atau mengambil suatu barang, secara anatomis jari tengah akan menarik diri menjadi sejajar dengan empat jari lainnya. Itulah perlambang kebijakan jari tengah, Ulama.

Tidak kekiri, tidak kekanan…Memang begitulah sebaiknya ulama. Dia tidak kemana-mana, tapi ada dimana-mana…Posisi Ulama itu ditenga-tengah umat. Itulah lapangan perjuangannya. Disitulah habitatnya..Maka jangan coba meninggalkan habitatnya itu, kalau tidak mau tuntunannya hanya akan jadi tontonan….

Keberadaan Ulama ditengah-tengah umat, laksana harimau ditengah hutan. Keduanya saling membutuhkan. Hutan perlu Harimau, untuk menjaganya dari tangan-tangan yang tidak bertaggung jawab. Dan Harimau perlu Hutan, karena distulah dia lebih berwibawa. Coba lihat di kebun Binatang. Disana ada harimau yang di” cabut” dari habitat aslinya di hutan. Dan coba antum lihat, betapa si macan kehilangan wibawanya. Tidak ada yang takut. Bahkan anak kecilpun berani mengelus-elus si raja rimba lalu kemudian tertawa lucu. Tidak ada wibawa sama sekali….

Demikian juga Ulama dan Umat. Ketika ulama ramai-ramai terjun kedunia Politik, umat bingung mencari figure “penjaga”. Seperti hutan tanpa macan. Maka ajaran terorisme dan Bahkan ajaran aliran sesat sekalipun dengan mudahnya tersebar di “hutan” yang tanpa macan ini. Dan ulamapuna begitu. Kita lihat bagaiamana ulama yang meninggalkan umat, bahkan nasehatnya pun jcuma dianggap “lawakan” yang sekedar buat ketawa, tanpa terbersitpun niat di hato uamta untuk melaksanakknya?? Lalu apa ulama dilarang berpoltik, berdagang, dan aktifitas lain?? Tentu bukan begitu.. Karena Ulam tidak boleh keman-mana, tapi dia ada diman-mana…dia adalah juga politikus yang menjaga umat, sekaligus Ekonom tangguh, tapi akarnya tetaplah umat…sebab disitulah “habitat” ulama…

4 Jari Manis

Ini symbol remaja. Diman segala sesuatunya tidak lepas dari unsur “manis”. Senyum manis, wajah manis, suara manis, dan segalanya manis. Sekali lagi coba kita lihat. Antum pernah coba mengangkat jari manis antum? Bisakah dia dengan sempurna berdiri tegak?? Ternyata sulit bukan?? Itulah ibarat masa remaja. Dimana pada masa itu, para remaja merasa dia sudah bisa mandiri, tidak mau diatur, maunya bebas, lepas tanpa aturan, padahal sesungguhnya dia masih memerlukan topngan dari orang tuanya, dari guru-gurunya dan orang lain…Tapi yah, begitulah masa remaja…dan mungkin itu juga yang dulu pernah kita rasakan bersama…. 5. Kelingking

Ini jari terkecil dalam susunan lima jari kita. Ini adalah symbol kaum perempuan. Mohon maaf bukan bermaksud menyinggung, karena ini hanyalah sekedar simbul. Kelingking ini kecil, mungil tapi “fungsional”. Justru karena kecilnya, dia bisa melakukan banyak hal yang tidak bisa dilakukan oleh ke-empat jari yang lain…Biarpun kecil, kelingking ini “menangan”. Coba antum ingat, kalau kita suit, atao tos-tosan, kalau kelingking ketemu Jempol, mana yang dianggap menang?? Kelingking bukan??

Itu juga symbol. Bahwa meskipun kecil, tapi kaum wanita bisa “merayu” para pemimpin yang kebetulan suaminya mungkin untuk menjadi lebih baik, atau juga sebaliknya. Sejarah banyak menceritakan, bahwa puluhan laki-laki perkasa, terjatuh di kaki kaum wanita…Bagimana Raja Romawi yang perkasa rela menyerahkan separuh kerajaannya kepada Cleoptra sang ratu mesir, atau bagaimana napoleon juga jatuh dikaki seorang wanita…atau yang terbaru, bagaimana kasus KPK dan Polisi juga bermula dari sepak terjang seorang cady Golf yang juga seorang wanita?? Maka sungguh dahsyat peran kaum wanita ini untuk menentukan masa depan peradaban bangsa…Sebagaimana sabda Rasulullah : “ Wanita tiang negara, kalau baik kaum wanita, maka mulyalah Negara…kalau rusak kaum wanita, maka hancurlah negara…”

Kalau semua unsur jari ini bisa bersatu, maka pekerjaan apa yang tidak bisa dilaksanakan?? Dari sekedar bersalaman, menulis, menggaruk, membelai, memijit, memukul, mengangkat sesuatu, menggenggam, melempar….semuanya jadi terasa sangat mudah bila kelima jari ini bersatu…tak ada yang tak mungkin….Begitu juga umat ini, kalau kelima unsure ditas bisa saling mengisi dan menjaga, maka tak ada permasalahan umat yang tidak bisa dibereskan…seberat apapun, dan serumit apapun…. Demikian kyai Fachrudin mengakhiri nasehatnya…..

Aku berkedip…Dan bening air mata itu kembali menetes mengiringi rintik hujan di Bandung….Selamat jalan Kyai….

Humor _ Jangan suka Taruhan

Jono adalah seorang serdadu yang sudah kenyang ditugaskan di daerah konflik. Oleh tetangganya, Jono dijuluki pahlawan perang. Tapi Jono harus membayar mahal karena banyak anggota tubuhnya yang sudah palsu akibat luka-luka semasa bertugas di medan tempur. Kaki Jono palsu, tangannya palsu, dan berbagai anggota tubuh lainnya juga palsu. Tapi ada satu kebiasaan Jono yang tak hilang. Yaitu kegemarannya main taruhan. Suatu hari, Jono bertaruh dengan tetangganya, si Budi.

Jono: "Budi, ayo kita bertaruh."

Budi: "Taruhan apa, Pak Jono?"

Jono: "Saya akan menggigit telinga saya sendiri."

Budi: "Ah, mana mungkin ada orang bisa menggigit telinga sendiri. Melihat tanpa cermin pun tidak bisa. Apalagi menggigit."

Jono: "Makanya, taruhan Rp 500 ribu, yuk!"

Budi: "Oke, siapa takut."

Setelah disepakati, Jono pun melepas telinga palsunya dan menggigitnya. Budi jelas kesal karena kalah taruhan.

Keesokan harinya, Jono menantang Budi taruhan lagi.

Jono: "Mau taruhan lagi, Rob?"

Budi: "Oke, tapi saya yang pilih jenis taruhannya."

Jono: "Oke, no problem."

Budi: "Kalau Pak Jono bisa menggigit mata sendiri, saya bayar 1 juta."

Budi berani bertaruh seperti itu karena Jono bisa melihat dengan jelas dan tidak buta. Maka tidak mungkin ia melepas bola matanya. Karena bola mata itu asli. Tapi dasar Jono si Pahlawan Perang, dia pun tetap nekat.

Jono: "Oke, saya setuju!"

Jono pun segera melepas gigi palsunya, dan menggigitkan gigi itu ke matanya sendiri

22 Pertanyaan Pendeta

Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan Agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk.

Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, “Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini.” Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata, “Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya.” Barulah pemuda ini beranjak keluar.

Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta, “Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim.” Pendeta itu menjawab, “Dari tanda yang terdapat di wajahmu.” Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut.

Sang pendeta berkata, “Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat

Si pemuda tersenyum dan berkata, “Silahkan!

Sang pendeta pun mulai bertanya,

1. “Sebutkan satu yang tiada duanya,
2. “Sebutkan dua yang tiada tiganya,
3. tiga yang tiada empatnya,
4. empat yang tiada limanya,
5. lima yang tiada enamnya,
6. enam yang tiada tujuhnya,
7. tujuh yang tiada delapannya,
8. delapan yang tiada sembilannya,
9. sembilan yang tiada sepuluhnya,
10. sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,
11. sebelas yang tiada dua belasnya,
12. dua belas yang tiada tiga belasnya,
13. tiga belas yang tiada empat belasnya.
14. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!
15. Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?
16. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?
17. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya?
18. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!
19. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?
20. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?
21. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!
22. Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?”

Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu tersenyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata,

Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.

Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman, “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).” (Al-Isra’: 12).

Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.

Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur’an.

Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.

Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah SWT menciptakan makhluk.

Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman,
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” (Al-Mulk: 3).

Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah SWT berfirman,
“Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka.” (Al-Haqah: 17).

Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Musa as: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang.

Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah ganjaran kebaikan. Allah SWT berfirman,
“Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat.” (Al-An’am: 160)

Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf as.

Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu’jizat Nabi Musa as yang terdapat dalam firman Allah,
“Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air.” (Al-Baqarah: 60)..

Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.

Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT berfirman,
“Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing.” (At-Takwir: 18).

Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus as.

Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf as, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala.”
Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, ” tak ada cercaaan terhadap kalian.”
Dan ayah mereka Ya’qub berkata, “Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai.” (Luqman: 19).

Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.

Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim.
Allah SWT berfirman, “Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim.” (Al-Anbiya’: 69).

Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).

Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT,
“Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar.” (Yusuf: 28).

Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.

Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim tersebut. Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta. Pemuda ini berkata, “Apakah kunci surga itu?”

Mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.

Mereka berkata, “Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab, sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya! ” Pendeta tersebut berkata, “Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah.” Mereka menjawab, “Kami akan jamin keselamatan anda.” Sang pendeta pun berkata,

“Jawabannya ialah: Asyhadu An La Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah.”

Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.

*Terima kasih Untuk Usep Kertarajasa, sahabatku atas cerita hikmah ini…Inspiring banget….

Humor - Sekali Koruptor ya tetap saja

Setelah proyek multimilyar dollar selesai, sang dirjen kedatangan tamu bule wakil dari HQ kantor pemenang tender. Udah 7 tahun di Jakarta jadi bisa cakap Indonesia.

Bule: “Pak, ada hadiah dari kami untuk bapak. Saya parkir dibawah mercy S 320.”

Dirjen : “Anda mau menyuap saya? ini apa-apaan? tender dah kelar kok. jangan gitu ya, bahaya tau haree genee ngasih-ngasih hadiah.”

Bule: “Tolonglah pak diterima. kalau gak, saya dianggap gagal membina relasi oleh kantor pusat.”

Dirjen: “Ah, jangan gitu dong. saya gak sudi!!”

Bule (mikir ): “Gini aja, pak. gimana kalau bapak beli saja mobilnya…”

Dirjen: “Mana saya ada uang beli mobil mahal gitu!!”

Bule menelpon kantor pusat.

Bule: “Saya ada solusi, Pak. bapak beli mobilnya dg harga rp.10.000,- saja.”

Dirjen: “Bener ya? OK, saya mau. jadi ini bukan suap. pake kwitansi ya..”

Bule menyiapkan dan menyerahkan kwitansi. dirjen membayar dengan uang 50 ribuan. mereka pun bersalaman.

Bule (sambil membuka dompet ): “Oh, maaf Pak. ini kembaliannya Rp.40.000,-.”

Dirjen: “Gak usah pakai kembalian segala. tolong kirim 4 mobil lagi ke rumah saya ya…”

Gubraaak…!!

Coretan KH Hasan A sahal

Berikut ini adalah nasehat KH Hasan Abd Sahal, salah satu pengasuh PM Gontor, beliau kyai yang agak "Nyentrik"...silahkan saja simak tawsiyahnya...: GENERASI TRANSISI

Hidup berada dalam pergantian dua masa yang potensial berubah cepat tidak ringan, kecuali bagi yang sudah berpengalaman banyak, berpengetahuan luas menyelami aneka ragam situasi dan kondisi; lebih-lebih jika sempat mengalami ujian dan gejolak tantangan-tantangannya.

Generasi zaman penjajahan, perjuangan kemerdekaan, sampai zaman reformasi perbedaan nyata-nyata sekali, sehingga tranformasi nilai, sikap dan pemikiran mengalami kesulitan.

Banyak pesan-pesan dan pola -yang dicoba orang tua untuk diwariskan- tidak mudah dipahami oleh generasi ini saking panjangnya waktu, jauhnya jarak dan spesifikasi milliu. Apalagi bila hanya disampaikan dengan baca tulis, bicara pelajaran sejarah oleh yang tidak menjadi contoh (perilaku) baik untuk diteladani, atau menerangkan yang jelek untuk ditinggalkan.

Tatacara ADAB SOPAN SANTUN contohnya. Dengan kesibukan generasi transisi pada kegiatan-kegiatan yang cepat dan penuh, anak-anak zaman ini tidak mudah menerimanya apalagi mengamalkannya. Tambah lagi unsur-unsur dari luar deras sekali masuk ke halaman dan rumah tangga generasi ini tanpa minta izin.

Arus informasi terasa lebih cepat daripada kesempatn ORTU untuk mentransfer nilai-nilai luhur benteng pengaruh negatif. Contoh kecil: Dulu nenek-nenek senang kasih dongeng cucu-cucu sebelum tidur, sekarang...di mana mereka-mereka itu sebelum tidur>

Jangankan mendongeng, justru cucu-cucu sekarang "ngedongengin" nenek-nenek. Salahkah ini? Tunggu dulu! (Belum tentu salah). Nenek-nenek kehabisan dongeng, cucu-cucu "ngumpulin" cerita. Tentu saja cerita jagoan-jagoan BAJA HITAM, NINJA, RAJA...khayali. Cucu bercerite nenek cepat tidur, bangun malam sholat tahajjudnya tidak bolong.

Banyak anak-anak yang tidak bisa membedakan antara sejarah dan nasehat. Antara cerita polos kosongan, sejarah jasa masa lalu dan riwayat bermakna dsb. ("boro-boro nolak sbelun nerime, bukanye nerima sbelun nolak, kaek kite ame rangtuwe kite dulu"), mereka lebih mengutamakan temuan dari luar meskipun tak meyakinkan daripada nasehat yang mungkin bagi mereka dianggap sama-sama tak meyakinkan pula.

Pertanyaan teka teki ini seperti kuis akhir-akhir ini, menjamur di mana-mana. Sedang orang tua kurang bahan kongkrit dipercaya untuk membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah.

Tambah lagi kaum intelek, celebriti, public figure sampai mas media kompak bersatu bergandengantangan dengan tokoh-tokoh menyanyikan lagu baru: karya besar komponis dunia sepanjang zaman Prof.Dr. i b l i s, Msc.. berjudul "amar munkar nahyi ma'ruf ", (jangan sewot!!...kecuali yang tidak, illa maa rohima robbii,...!)

KESINAMBUNGAN NILAI berproses secara drastis atau bertahap? Dari tradisionil ke modern, feodalis menuju liberal demokratis, kultural menjadi struktural, dengan segala implimentasinya, kemudian efeknya ke masyarakat awam atas perubahan dan saling pengaruh mempengaruhinya. Itu semua adalah fenomena sunnatullah biasa dalam kehidupan.

Dibutuhkan kecerdasan berfikir, ketepatan menganalisa, ketegaran menghadapi masalah dengan keluasan pandangan dan lain-lain bekal yang dibutuhkan.

TUNTUNAN ISLAM.

Keberhasilan semua gerakan harus dimulai, dibarengi dan dikontrol dengan KETELADANAN. Pengorbanan masa penjajahan, perjuangan kemerdekaan cukup besar, mengapa tidak menurun/terwariskan ke generasi berikutnya?

Penjajah tak rela negara jajahannya berhasil membangun negara. Maka disebarkannya penyakit-penyakit mental "untungisme" ke tengah-tengah euforia kemerdekaan. Jiwa pengorbanan melemah drastis. Mengapa?

Pengorbanan sulit terwujud bila tak ada keterpanggilan keyakinan komitmen amanah "kesatuan kata dan perbuatan". Kalau direnungkan keteladanan para pendahulu itu sendiri sudah satu pengorbanan.

Maka, sebagai pelopor mereka langsung terdepan dalam berkorban mengaktualisasi kebenaran akan ucapan dan ajarannya dengan bukti kesungguhannya. Apalagi pembuktian di saat menghadapi kesulitan atau hambatan.

Generasi ini sudah kenyang, muak dengan aksi-aksi badut penipuan meskipun berhasil di bilik-bilik diskusi, kajian, dialog, makalah dan semacamnya, MUNTABER (munafiq tapi berhasil). Korban untungisme bertambah lagi. Kasihan, mau murtad saja ribut, sibuk, ngajak-ngajak lagi! Taubat apa susahnya, dan berapa harganya sih?

Generasi Dikhotomis Thinking tidak pada tempatnya. Meletakan dikhotomi di sembarang tempat, menjadi rancu. Why not wajar-wajar saja, ke sunnatullah? Terjadinya tarik menarik antara hukum alam "sunnatullah" lawan hawa nafsu, ramai ditonton awam kosong yang belum berbekal apa-apa. Kasihan Anak Manusia! Sampai kapankah?

PENGORBANAN adalah buah moral kebesaran jiwa seseorang. Toleransi adalah pupuk kesuburan bermasyarakat yang bersumber dari pribadi-pribadi agung yang mengerti kepentingan panjang buat kemaslahatan bersama.

Tidak banyak sosok pribadi semacam itu saat-saat ini, atau mungkin banyak tapi tak dirasakan dan tak tampak. Atau tampak, dirasakan> hasilnya, tapi tak disiarkan. Toh, mereka pribadi-pribadi yang tak butuh dilihat, dirasakan, apalagi disiarkan.

Sepanjang tidak mengganggu kegiatan pembinaan ummat, tidak menyinggung prinsip-prinsip syari'ah, tidak melemahkan tegaknya lantas hilangnya moral manusia sempurna, waras...maka medan toleransi mutlak masih luas.

Indah pergaulan manusia dunia ini bila semua aktif secara konsekwen menjalankannya, di depan dan di belakang mata. Sakit dan menyakitkan bila masing-masing memaksakan (merampok) pengorbanan orang dengan alasan apapun.

Mengandalkan toleransi orang adalah watak manusia-manusia murahan. Ummat Islam dituntun dan dituntut tetap kuat toleransinya saat berkecukupan maupun berkekurangan atau pas-pasan.

"dikala kaya, tahan dirilah!
dikala faqir, tahu dirilah!!

Maka siapakah yang paling tertuduh bila tuntunan tidak menjadi kenyataan. Berkorban menjadi bid'ah, khurofaat legenda masa lalu, kebodohan dan ketololan.

Mengorbankan prinsip, moral, kebebasan liberal, plural hewani "semau gue" berkreasi, berekspresi, menjadi sunnah, anutan, Referensinya "kitab" Fath-l Jaiby karangan Hadrotus Syeikh al-IMAM 'IFRIIT al- IBLIISY, wa 'aalihi wa shohbihii, wa usuulihii, wafuruu'ihii 'ajma'iin.

Contoh kecil :

Apa hubungan Tanggal 1 Januari dengan nilai-nilai kehidupan manusia? Dengan karakter, peradaban atau moral manusia? Jarang direnungkan! Tapi selalu bercokol dalam catatan hati termasuk ummat ISLAM. Mungkinkah tanggal sakit "sariawan" atau tanggal ....nya celebriti idola; atau ada "pedhet bin sapi" lahir di luar nikah?

Demikian parahnya, dan payahnya mencari jawaban. Terputusnya akhlaq/moral akibat dari berbeloknya nilai, yang selama tigapuluh tahun lebih, sengaja didesain, diprogram dan dikerahkan pasukan pakar penghancurnya untuk melahirkan krisis kepercayaan berkepanjangan.

Habis sudah rasanya teori untuk memahamkan dan menghidupkan kembali moralitas yang paling pantas dianut generasi ini. Terlalu sempit dan pendek pola pandang korban-korban moral bejat "untungisme" zaman itu.

SALING MENDUKUNG

Untuk keluarga internal kaum muslimin lebih tepat ber "ta'aawun" dukung mendukung singkirkan iri dengki, warisan kumal. Bukan pamer jatuh menjatuhkan dengan jurus-jurus "kuno", primitifnya. Kibulisasi (penipuan) Ummat sudah tak mempan, harus dihentikan, diganti dengan keteladanan murni sebagai senjata

Gontor, Augst 05, '06

Lebih Baik membangun Supermarket Daripada Membangun Masjid

Tulisan ini sebenarnya merupakan catatan harian kecil saya ketika dulu menyelesaikan pengabdian mengajar saya di Pondok Modern Gontor 5 Darul Muttaqien di Banyuwangi. Saat itu, ketika saya melakukan perjalanan awal ke sana. Di sepanjang jalan Pasuruan-Probolinggo-Jember..berkali-kali bus yang saya tumpangi dihentikan oleh masyarakat yang meminta dana pembangunan masjid dengan dialeg Madura yang kental. Iseng-iseng saya hitung jumlah jumlah “pemberhentian” itu. Dan hasilnya?? Subhanallah…ada kurang lebih 67 titik pembangunan masjid yang meminta dana sumbangan kepada masyarakat pengguna jalan. Berarti kalau masjid-masjid itu jadi, maka akan ada 67 Masjid baru disana.Luar biasa….

Tapi melihat cara-cara mereka mencari sumbangan. Saya secara manusiawi jelas terganggu. Meskipun di kasih “embel-embel” se ikhlasnya, plus dalil janji Allah yang akan membangun rumah di Syurga bagi siapa saja yang membangun masjid di dunia ini. Tapi kalau musti terbangun dari tidur sebanyak 67 kali apa ga cape?? Dan itu terjadi setiap saya melewati jalan panjang tersebut. Alasan yang lain adalah, seberapa efektifkah pembangunan masjid itu untuk umat?? Seberapa banyak jamaah yang hadir di setiap masjid itu?? Kalau memang tidak efektif, mengapa dipaksakan untuk “mufaroqoh” dari masjid lamanya, dan ngotot bikin masjid baru??

Fikiran saya waktu itu terbang ke kampung halaman saya di Ponorogo. Dimana ada salah satu Ormas Islam di sana yang memiliki unit pengembangan ekonomi yang luar biasa. Di mulai dari pendirian unit layanan kesehatan dan pendidikan. Semenjak tahun 90-an, ormas tersebut telah mengembangkan sayap ekonominya dengan membuka sebuah BPR (konvensional) dengan modal awal Cuma sekitar 500 juta, di ambil dari penawaran saham dari anggota ormas tersebut. Sebuah cara penggalangan dana yang unik pada masa itu yang dilakukan oleh sebuah kantor cabanga Ormas Islam. Tapi hal ini memang dilakukan untuk menjaga profesioanlisme dan amanah yang coba di pupuk dalam pengembangan ekonomi Islam. Dari mulai dibangunnya kantor kecil di pinggiran kota Ponorogo. BPR tersebut terus bergerak dan menyebar, berkembang di hampir setiap kecamatan (ranting ormas) di kabupaten Ponorogo. Modalnya? Tentu saja selain penyertaan modal dari kantor lama, juga kembali penawaran saham dari anggota ormas tersebut. Dengan profesionalisme “dadakan” dengan budaya kerja local, ternyata BPR tersebut kini memiliki asset hampir 500M. Sungguh luar biasa untuk sebuah BPR local di sebuah kota kecil di Ponorogo. Bisa antum bayangkan berapa deviden yang diterima para anggota ormas yang ikut menanam saham di BPR tersebut saat ini??

Merasa sukses dengan pengembangan ekonominya. Ormas tersebut kembali melebarkan sayap bisnisnya. Kali ini melihat adanya serbuan dari retailer nasional semacam alfamart dan indomaret yang mulai masuk Ponorogo. Majlis ekonomi ormas tersebut segera berikhtiar untuk membuat swalayan mini berlebel “suryamart”. Dan kembali penggalangan dana dilakukan dengan cara yang sama, penawaran rsaham. Melihat sukses pengembangan BPR dulu, kali ini tidak terlalu sulit bagi ormas tersebut menggalang dana dari anggotanya. Dengan penananganan yang hati-hati dan amanah, dalam 10 tahun perkembangannya, sudah ada sekitar 15 cabang swalayan “suryamart” yang hadir disetiap kecamatan di Ponorogo. Bahkan saat ini, pusat perkulakan barang di Ponorogo berhasil dikuasai 40% oleh “suryamart”. Betul-betul prestasi yang membuat Chinese di ponorogo berang bukan kepalang.

Dan untuk lebih menguatkan kembali penetrasi pasar dan dakwah, ormas itu kini mengembangan jaringan informasi melalui stasiun Radio local yang manyuarakan dakwah dan sekaligus marketing dari unit usaha yang mereka miliki. Tidak mau uangnya menguap begitu saja, maka semua keuangan di semua unit bisnis nya di invest-kan di BPR. Timbal baliknya, BPR mengeluarkan semacam kartu debet yang bisa digunakan untuk berbelanja di suryamart, maupun berobat di RSI yang mereka kelola. Sebuah upaya pengamanan asset dan loyalitas customer yang jitu. Dan hasil dari optimalisasi dana umat itu, ormas tersebut bisa membiayai puluhan lembaga pendidikan mereka dan guru-gurunya, membangun masjid yang megah dengan segala fasilitas perpustakaan tanpa harus “mengemis” di pinggir jalan mencegat kendaraan seperti di cerita awal. Membina dan mengasuh puluhan anak yatim piatu dalam panti asuhan yang tersebar di penjuru kabupaten. Dan tanpa di sadari, segenap anggota ormas yang memiliki saham di situ, telah ikut serta beramal infaq, tanpa harus “dipaksa”, dan mereka juga mendapatakan deviden dunia, dan “deviden” akhirat dengan ikhlas.

Dari sekelumit cerita diatas, tidak salah dong kalau judul artikel ini saya angkat?? Bukankan memang lebih bagus “patungan” membangun supermarket yang produktif, sehingga hasilnya bisa untuk membangun masjid?? Daripada patungan membangun masjid, yang setelah beridir megah, ternyata jamaahnya tidak lebih dari 2 shaf?? Butuh jalan panjang memang untuk menyadarkan umat akan hal ini. Selain tingkat ke-amanahan umat yang masih belum 100% bisa dipercaya. Umat juga masih ter mind set bahwa amal jariyah itu hanya untuk infrastuktur peribadatan. Selain itu, “kualitas” jariyahnya adalah “need improvement”. Padahal kalau kita lihat, amal jariyah adalah amal yang selalu bisa kita rasakan pahalanya selama orang lain memanfaatkan infrasturktur itu. Semakin banyak yang memanfaatkan, semakin banyak amal Jariyah kita. Maka secara agak kasar saya katakan, “Orang yang menyumbang pembangunan WC Umum itu bisa jadi amal jariyahnya lebih banyak dari orang yang menyumbang masjid.” Dilihat dari asas manfaatnya tentunya.

Kenapa?? Karena bisa jadi “pengunjung” WC Umum itu lebih banyak daripada jamaah masjid yang hanya ramai 5 kali sehari. Dan bisa jadi tidak semua jamaah itu berpahala, karena mungkin ada yang niatnya sholat bukan karena Allah?? Tapi di WC Umum?? Saya kira, Insya Allah niat para “pengunjungnya” ikhlas untuk ber-istinja dari najis. Jadi bisa jadi pahala jariyah nya lebih banyak kan??

Ada satu ungkapan bagus dari budaywan Emha Ainun Najib :

“Saya benci pengemis dan peminta-minta itu. Karena gara-gara dia, saya memberi sedekah karena kasihan, bukan karena Allah”

Wallahu a’lam….

Jangan Pernah terlena

Berpuluh-puluh tahun, masyarakat dunia di cekoki oleh propaganda Israel yang di sebut memiliki tentara terhebat didunia. Persenjataan canggih dan pendiikan kemiliteran yang lansung diperoleh dari Uwak Sam (US) plus kucuran dana segar sepanjang tahun dari segenap yahudian zion di seluruh dunia. Menjadikan mereka bukan hanya besar kepala, namun juga terlena. Mereka merasa sudah mengusai jajaran pasukan elit dunia. Apalagi ditambah “pelajaran sejarah” di sekolah-sekolah mereka yang selalu mengingatkan akan keberhasilan Brigade Golani,pasukan elit angkatan darat Israel yang demikian sempurna “menaklukkkan” palesina sekaligus Negara-negara arab hanya dalam waktu 6 hari alias seminggu hari kerja kita. Dari senin samapi sabtu. Dengan kerugian 400 pesawat milik syuria dan mesir hancur, dan Israel hanya kehilangan 40 pesawat saja. Dan yang lebih menghebohkan lagi. Pesawat –pesawat milik bangsa Arab itu hancur di landasan. Jadi telak-lah kemenangan tntara zionis itu.

Bangsa Arab tertampar. Dunia Islam malu luar Biasa. Bagaimana singa-singa padang pasir itu babak belur dihajar oleh Negara yang dipeta sekalipun belum ada bentuknya. Dan kenangan itu senantiasa terukir dalam benak serdadu Negara zionis itu. Di tambah saat ini, betapa kecanggihan senjata mereka betul-betul “kelewatan”. Bahkan ada selentingan kabar, kalau Israel dengan segala kekuatan dan kecanggihan yang mereka miliki, bisa menguasai Indonesia hanya dalam waktu 15 hari saja. (Ini versi salah seorang petinggi angkatan darat kita loh) Maka lihatlah betapa jumawa-nya mereka. Tak ada satupun Negara yang –jangankan konfrontasi- mencela mereka secara resmi dalam bentuk celaan yang sebenar-benarnya pun tidak ada yang berani, kehebatan mereka itu. Kecuali palestina tentunya. Tak ada tandingan?? Tunggu dulu….

D ua tahun lalu. Ingatan kita justru seakan lupa oleh sejarah besar yang diciptakan oleh sekelompok kecil serdadu gerilya dari pinggiran libanon. Yup, gerilyawan Hizbullah yang memang selama ini dianggap kerikil kecil oelh Israel ini, ternyata bukan saja mampu membuat kaki itu lecet. Tapi juga nyaris lumpuh. Sehingga bahkan sang Jendral, Dan Halutz pun rela mundur karna malu. Dahsyat-kah persenjataan mereka?? Secara kualitas iya.. Beberapa Rudal mereka bahkan tak terditeksi jenisnya, tapi mampu menembus tebalnya dinding “MERKAVA”, tank andalan Israel. Tapi dibanding kekuatan Israel, tentu kualitas itu tak sebanding apa-apa. Dari kwantitas?? Pasukan Hizbullah hanya punya 6000 pasukan regular terlatih, dan 10.000 lainnya sukarelawan. Bandingkan dengan Israel yang punya 28.000 pasukan cadangan (semacam kostrad di Indonesia) dan hampir 2 juta pasukan regular dari tiga angkatan. Hampir sebanding dengan jumlah total pasukan TNI yang melindungi Negara yang luasnya hampir 25 kali lipat Negara yahudi itu. Hanya itu?? Tentu tidak. Petinggi Negara Yahudi itu tingal merengek kepada sang “Polisi dunia”. Maka dukungan tak-tik, persenjataan, dana dan propaganda mediapun akan meluncur deras kepada mereka. Hizbullah?? Mereka hanya mengandalakan dukungan dari simpatian syiah dari seluruh dunia. Dan juga dua media local, radio dan televisi al-manar.

Lalu bagaimana hasil akhir perang 40 hari itu?? Israel kalah telak. Maksud hati hendak memaksa Hizbullah membebaskan dua serdadu mereka yang ditawan. Al-hasil Israel kehilangan hampir 600 tentara dan 3 jenderal di pertempuran tidak seimbang itu. Yang lebih memalukan lagi, mereka tidak bisa lagi bermain propaganda dan menutupi kehancuran artileri mereka, termasuk sebuah kapal perang tercanggih yang ternyata mampu di bobol rudal katyusya milik Hizbullah. Apa yang menyebabkan tak tertandingi??

Kehendak Allah tentu adalah jawaban pertama. Tapi analisa militer menjawab lebih detail lagi. Apakah itu?? TERLENA..Ya mereka terlena oleh kenangan manis masa lalu dimana mereka bisa “menundukkan” liga Arab hanya dalam waktu 6 hari. Bertahun-tahun mereka dilenakan oleh kenangan manis itu. Bahkan begitu terlenanya, mereka bahkan sesumbar akan menguasai semenanjung Sinai tahun ini. Mereka lupa, bahwa kehebatan tentara Israel masa lalu adalah karena mereka adalah alumni perang dunia ke dua yang begitu dahsyat. Ditempa oleh ganasnya petempuran dan mental baja.Berpindah dari satu pertempuran ke petempuran yang lain. Dari satu strategy ke strategy yang lain.Lawannya- pun tidak main-main, serdadu NAZI Jerman yang terkenal kejam, dan pasukan hara-kiri Jepang menjadi “lawan latih” mereka. Jelas membuat serdadu Israel waktu itu adalah “kopassus” kelas satu dengan dukungan infrastruktur terdahsyat. Tentu saja hasilnya sangat signifikan. Bukit Golani yang merupakan benteng terkuat milik suriah berhasil dikuasai total. Sehingga Golani di jadikan salah satu nama Garda pertahanan elit angkatan darat mereka, Brigade Golani.

Kemenangan gemilang itulah yang membuat mereka lupa daratan. Maka setiap kali ada Negara yang mencoba “mengganggunya”,maka Israel cukup memutar kembali kenangan manis mereka itu, tak perlu menyerang. Propaganda lewat media sudah cukup mengenai persenjataan mereka sudah cukup membuat musuh-musuh mereka “ngeper”. Kalau musuhnya masih “ngeyel” , ya tinggal merengek aja sama Amrika ato PBB, maka Negara-negara pengganggu itu harus siap menerima sangsi dan ultimatum, atau paling tidak masuk dalam daftar Negara teroris yang siap digempur habis. Begitu kuatnya diplomasi dan loby yahudi di PBB membuat serdadu mereka seperti “istirahat ditempat”. Mereka tidak lagi pernah berlatih untuk menghadapai pertempuran sesungguhnya. Pasukan elit Brigade Golani-pun, yang didukung senjata canggih hanya berlatih melawan anak-anak kecil di Gaza yang bersenajatakan Batu dan petasan. Bayangkan, bertahun-tahun pasukan elit angkatan darat negeri zionis itu latihan rutin dengan anak-anak kecil dan orang tua. Persis kaya SATPOL PP latihan penggusuran. Senjata mereka-pun tak kalah “aneh” menggunakannya. Bahkan helicopter sekelas APACHE dengan rudal pembunuh kelas satu itu, digunakan hanya untuk menewaskan seorang pria tua diatas kursi roda. Senjata-senjata canggih mereka yang lain, cukup diisi peluru karet lalu di tembakkan membabi buta di sekitar al-Quds, dan ketika kaum muslimin tidak bisa sholat Jumat disana, maka itulah kemenangan bagi serdadu “istirahat “ itu.

Maka ketika mereka memasuki pertempuran yang sesunnguhnya, mereka tak Cuma kalang kabut. Tapi juga ketakutan luar biasa. Dalam sebuah situs internent disebutkan, bahkan ketika ada salah satu tersedu-sedu karena ketakutan.Kematian ibarat momok yang menghantui mereka. Mereka juga sangat terkejut . Bagimana ketika mereka tidak lagi menemui batu beterbangan kearah mereka, tapi adalah roket dan geranat, bahkan rudal yang siap merobek mereka.Bagaimana diplomasi mereka menjadi boomerang ketika amerika yang mencoba membela mereka, justru dikecam oleh masyarakatnya sendiri yang sudah terlalu lelah dengan ulah koboy-koboy pentagon itu. Mereka juga terlena karena mampu menguasai media massa dunia yang menguatkan propaganda mereka. Bahwa ternyata al-jazeera dan televise milik Hizbullah Al-Manar mampu melakukan tusukan publikasi, baik dari korban “salah sasaran” mereka, atau bahkan berita tentang keberhasilan Hizbullah mendaratkan Rudal mereka secara tepat. Israel di hujat. Hizbullah di puja-puja. Harga diri bangsa Arab naik tinggi. Dan kini umat Islam terbuka, bahwa Israel bisa dikalahkan, bisa dipermalukan, bisa di hancurkan. Kalau dulu mereka perkasa menundukkan palestian dan perbatasn syuria dan mesir dalam waktu 6 hari, saat ini setelah bertempur selama 40 hari, tidak satu desa-pun mereka kuasai dari tangan Hizbullah. Maka pantas kalau panglima angkatan perang mereka mengundurkan diri. Sangat pantas……

Terlena…Ya terlena oleh masa lalu..terlena oleh kemengan, adalah bahaya laten setiap diri kita. Secara organisasi maupun pribadi. Israel kalah karena terlena, Dinasty Usmaniyah kalah kalah terlena. Baghdad tumbang oleh Jengish Khan karena terlena. Majapahit runtuh karena terlena. Orde baru runtuh juga karena terlena. Merasa nyaman, merasa aman, merasa sudah sukses, merasa mampu, merasa pandai, merasa hebat, tanpa saingan, tanpa halangan. Ibarat monyet yang diayun-ayun. Ketika tertidur, mudah saja untuk meruntuhkannya.Ibarat anak kecil yang selalu membawa selimut kumal kesayangan untuk tidur, bahkan di cuci-pun dia tak mau.Maka penyakit pun akan mudah menyentuhnya.

Sejarah adalah pelecut untuk membuat sejarah baru yang lebih baik lagi. Kita harus berfikir, bukan bagaimana mengulang sejarah keemasan Islam masa lalu. Tapi harus berfikir, bagaimana menciptakan kemenangan Islam masa lalu. Tapi banggalah, kalau kita sudah menciptakan kemenangan saat ini. Hari ini. Detik ini.Dan mewariskan kemenangan itu untuk generasi mendatang. Sebagaimana pepatah Arab :
“Inamal mar’u haditsun ba’dahu…Fa kun haditsan hasanan liman wa’aa”
(Sesunggunya Manusia itu menjadi kabar bagi generasi sesudahnya…Maka Jadilah kabar yang baik bagi orang-orang yang menyadarinya).

Jangan Terlena….The Sky has no limit…

Rabbi Zidnaa ilman war zuqnaa fahman…

Belajar Dari De Orange

Antum jangan pernah mengaku penggila bola kalau belum mendengar istilah ”total football”. Ini adalah istilah dari sebuah karakteristik permainan sepak bola yang begitu rancak dimainkan oleh ”De Orange” alias tim nasional Belanda. Tak tik permainan yang pertama kali di perkenalkan oleh rinus mitchel ketika Ajax menjuarai piala Champion pada tahun 1971, lalu dilanjutkan oleh johan cyruf pada piala dunia tahun 1978 sebelum di jungkalkan tim Tango Argentina. Dan puncak keindahan itu membuncah di tahun 1988, di kawal trio mau mereka marco van basten, ruud gullit dan frank rijcard Belanda kembali menjadi ”penguasa eropa”.

Total Football bagi saya adalah sistem permainan sepakbola yang paling menarik. Tetapi memahami Total Football ternyata tidak segampang yang saya duga. Berulangkali membaca berbagai literatur dan artikel sepakbola, susah menemukan penjelasan mengapa dan bagaimana Total Football muncul. Hanya dengan memahami mengapa dan bagaimana, kita bisa memahami esensi sesuatu.

Yang standar tentu saja kita tahu bahwa sistem ini pertama kali muncul di Belanda dengan permainan bertumpu pada fleksibilitas pertukaran posisi pemain yang mulus. Posisi pemain sekadar kesementaraan yang akan terus berubah sesuai kebutuhan. Karenanya, semua pemain dituntut untuk nyaman bermain di semua posisi.

Penjelasan paling memuaskan malah bukan saya dapat dari orang Belanda, melainkan seorang penulis Inggris yang tergila-gila dengan sepakbola Belanda. David Winner menulis buku yang kalau diterjemahkan bebas kira-kira berjudul, "Oranye Brilian -- Jenius dan Gilanya Sepakbola Belanda".

Orang Belanda sendiri sampai terkagum-kagum dan mengatakan, ''Ah, jadi begitukah cara berpikir kami.'' Banyak pemain bola Belanda seperti tersadarkan pada sosok yang berada di dalam kaca ketika mereka bercermin.

Winner tidak membahas sepakbola semata. Menurutnya Total Football hanyalah pengejawantahan ''psyche'' paling dasar warga Belanda dalam memahami kehidupan. Benang merah Total Football juga ada dalam karya seni, arsitektur, dan bahkan tatanan sosial budaya masyarakat Belanda.

Berlebihan? Mungkin. Namun penjelasannya sungguh masuk akal.

Kita semua tahu ukuran lapangan sepakbola lebih kurang sama di mana-mana, sehingga ruang permainan selalu sebenarnya sama. Tapi orang Belanda sadar bahwa ruang juga adalah persoalan abstrak di dalam kepala. Membesar dan mengecilnya ruang tergantung pada cara mengeksploitasinya.

Total Football, demikian jelas buku itu, adalah persoalan ruang dan eksploitasinya itu, bukan yang lain. Fleksibilitas posisi pemain, pergerakan pemain, semuanya adalah konsekuensi dari upaya untuk menciptakan ruang agar bisa dieksploitir semaksimal mungkin.

Prinsip dasarnya sebenarnya sangat sederhana. Besar kecilnya lapangan sepakbola walau ukurannya sama, tetapi di benak bisa berubah tergantung siapa yang bermain di dalamnya.

Misalnya, begitu pemain Belanda menguasai bola maka mereka akan membuat lapangan seluas mungkin. Pemain bergerak ke setiap jengkal ruang yang tersedia. Di benak lawan lapangan akan tampak begitu lebar.

Atau, begitu lawan menguasai bola, ruang harus dibuat sesempit mungkin. Pemain yang terdekat dengan pemain lawan yang menguasai bola dituntut untuk menutupnya secepat mungkin, tidak peduli apakah itu pemain bertahan atau bukan. Bisa satu bisa dua, bahkan tiga. Tekanan harus dilakukan secepat mungkin bahkan ketika bola masih ada di jantung pertahanan lawan. Lawan terjepit dalam benak bahwa lapangan begitu sempit.

Memperlebar atau mempersempit ruangan di benak lawan tentu bukan barang mudah. Harus ada kemampuan untuk mencari ruangan. Pergerakan yang kompak. Cara mengumpan bola yang eksploitatif atas ruang yang tersedia, entah melengkung, lurus, melambung, dll. Pendeknya dibutuhkan pemahaman geometri ruangan yang tidak sederhana.

Dan ternyata keahlian ini tidak bisa ditiru oleh tim manapun di dunia ini (setidaknya sampai saat ini). Berbeda degan gaya permainan tim lain yang bisa di tularkan kepada tim lain. Ambil contoh Gaya sepk bola Jogobonto ala Brazil yang secara sukses di adopsi oleh Portugal. Lalu bagaimana tak-tik bertahan khas Italia, catenacio malah menjadi bumerang ketika justru strategi ini diaplikasikan secara optimal oleh Georgia sehingga mereka harus susah payah menjebol gaya pertahana Grendel ini. Nah, Total football ini sangat unik. Karena tidak satupun pelatih asal belanda yang mamapu mengejawantahkan startegi permainan ini kepada tim diluar Belanda. Kenapa bisa begitu?? Ya karena cara berfikir orang Belanda yang tidak pernah dimiliki oleh bangsa lain….seperti apa???

Jawabnya, menurut buku itu, didapat dari kondisi alam Belanda. Bangsa Belanda secara intrinsik bangsa yang spatial neurotic (tergila-gila oleh ruangan ataupun pemanfaatannya). Kondisi alam memaksa mereka demikian. Lima puluh persen tanahnya berada di bawah permukaan laut. Sementara sisanya terlalu sempit untuk jumlah penduduk yang berjubel. Terus menerus bangsa ini melakukan reklamasi untuk memperluas daratan. Dengan sadar persoalan tanah mereka atur dengan sangat disiplin dan ketat. Eksistensi bangsa ini tergantung bagaimana mereka merawat tanah yang tak seberapa mereka punya. Kanal, selokan air, bendungan kecil dan besar, teratur rapi membelah setiap jengkal tanah yang mereka punya. Belanda hingga saat ini adalah negara paling padat dalam ukuran per meter persegi, dan pengaturan tanahnya adalah yang paling teratur di muka bumi. Namun seberapa pun mereka mencoba, seberapa pun disiplinnya, tanah tidak akan pernah cukup tersedia.

Lalu apa yang dilakukan? Jawabnya ada di daya khayal, di benak, di alam abstraksi. Di samping secara fisik mereka mencoba memperluas wilayah darat mereka, mereka juga menciptakan ruang yang luas dialam khayal mereka. Kalau Anda kebetulan datang ke Eropa, bandingkanlah tata kota Belanda dengan negara lain. Kita akan segera sadar bahwa Belanda memang lebih sempit tapi tata kotanya dibuat sedemikian rupa rapi, sehingga terasa sangat longgar. Dibanding negara manapun di dunia, tata kota di Belanda adalah yang paling kompak di dunia. Arsitektur bangunannya, baik yang tua maupun modern, terasa sangat inovatif, dengan sudut yang sering tidak normal, bentuk bangunan yang tidak umum, aneh, tetapi kesannya selalu sama—longgar dan lapang. Karena semua lekuk ketidaknormalan adalah bagian dari upaya untuk menciptakan ruang tambahan di alam khayal tadi. Bahkan benak juga dilonggarkan untuk urusan norma sosial. Kalau etika Protestan semarak di Belanda di awal kelahirannya, sangatlah bisa dimengerti. Mereka secara instingtif akan memberontak terhadap segala sesuatu yang sifatnya mengukung. Dalam kasus kelahiran Protestan tentu saja pemberontakan atas kungkungan ajaran Katolik saat itu. Proses itu terus berlanjut hingga sekarang. Kita tahu norma sosial Belanda adalah yang paling longgar di Eropa. Kelonggaran yang tetap diatur. Misalnya, mainlah ke Vondell Park di Amsterdam, bolehlah Anda menghisap ganja atau mariyuana dengan santai. Padahal di negara lain sembunyi-sembunyi pun Anda tidak boleh. Jejak-jejak spatial neurotic ini bisa kita temukan dengan mudah di karya-karya seni mereka bahkan di kehidupan politik,.

Tetapi kembali ke persoalan sepakbola, mentalitas pemain sepakbola juga sama persis. Ketika mereka turun ke lapangan, benak mereka selalu bermain-main dengan keinginan untuk menciptakan ruangan selonggar mungkin, lalu mengeksploitasinya. Ketika Rinus Michel membawa Ajax menjadi juara Piala Champions tahun 1971, Eropa tersadarkan sebuah sistem baru yang mulai sempurna telah lahir. Sistem yang lahir dari psyche orang Belanda yang tergila-gila dengan ruang dan pemanfaatannya. Dan ketika Michel membawa Belanda ke final Piala Dunia 1974 lahirlah istilah Total Football. Total Football sendiri sebenarnya meminjam penamaannya dari gerakan sosial yang digagas para arsitek-filosof terkemuka Belanda sekitar tahun 1970-an. Sebuah gerakan bernama Total. Memahami kehidupan perkotaan secara menyeluruh: mengatur urbanisasi, lingkungan, dan pemanfaatan energi dalam satu totalitas. Agar ruang yang tersedia di Belanda bisa termanfaatkan secara maksimal. Dan sepakbola adalah sebuah hiburan bagian dari pendekatan yang menyeluruh itu. Totalitas. Namanya: Total Football.

Apa yang bisa kita ambil pelajaran dari cara berfikir mantan Penjajah kita itu?? Yup, cara berfikirnya. Bahwa besar kecilnya statu target bisnis itu ternyata ada di khayalan kita. Target target itu bisa jadi terkesan bombastis dan kurang realistis. Tapi cara mencapainya yang harus realistis (bukan begitu pak Virda??) . Kreatifitas kita untuk membuat kesan bahwa target itu ”kecil” atau paling tidak reasonable adalah ada di benak kita semua. Sebagaimana orang Belanda mensiasati hidupnya yang terbatas. Dan itu ternyata dipengaruhi oleh ideologi ptotestan yang mereka anut. Mereka tidak mau di kekang oleh apapun bahkan dogma agama sekalipun. Karena itu mereka anggap mempersempit. Nah, bukankah ideologi yang tertanam di benak kita justru sebaliknya??

Gaya hidup kita yang di ajarkan oleh Rasulullah adalah gaya hidup yang dinamis dan optimis. Gaya hidup yang menyuruh kita bersikap seperti hidup selama-lamanya dalam urusan dunia. Maksimalis, dan penuh energi. Ketika dalam fikiran kita melihat target itu sebagai sebuah khayalan yang besar dan sulit di capai, maka ”permainan” kita akan babak belur karena habis untuk berfikir ”kalah dengan scor yang tidak terlalu telak”. Sebagaimana tim nas Indonesia, yang akan dianggap berpretasi apabila ”mampu” kalah dari Argentina dengan sekor 1-0 misalnya. Tapi cobalah kita mulai berfikir mengatur ritme permainan ini di kaki kita. Bahwa kita adalah semua adalah Bisnismen sejati, khayalkan bahwa antum adalah analis-analis keuangan jebolan oxford university atau Aligarh University di India. Silahkan khayalkan bahwa antum adalah Manajer Investasi bagi Donatur kita. Yang siap sedia memberikan masukan dan arahan untuk optimalisasi investasi akhirat mereka.Semangatlah untuk selalu berkhayal bahwa antum adalah tenaga profesionl E- Commerce Financing untuk sebuah Bank Sentral atau lembaga keuangan dunia semaca IMF atau IDB. Khayalkan saja...khayalkan saja...Maka gaya berbisnis ala total footbal Belanda tinggal menunggu waktu....BOLA ITU ADA DI KAKI KITA SEKARANG...TENDANG ATAU BUANG...

*diditir dari detik.com

Balada Si Ujang

Seorang Mahasiswa Mesir yang terkenal sangat pandai dipanggil pihak rektorat yang merasa kagum dengan kepandaian sang Mahasiswa. Syekh dari mesir inipun mengira bahwa ayah dari mahasiswa ini pastilah seorang ulama besar juga di Indonesia. Sehingga dia ingiun mengadakan debat dengan ayah mahasiswa itu

Sang mahasiswa tampak bingung memenuhi permintaan rektornya. Sebab sebenarnya ayahnya adalah mantan perampok dan maling yang baru saja tobat. Ilmunya memang tinggi, tapi bukan ilmu agama, akan tetapi ilmu kanuragan dunia persilatan. Susahnya pak rektor ini ga maua tahu keadaanya. Nah akhirnya di kirimkanlah surat kepada ayahnya di Indonesia , isinya singkat saja:

Abah, tadi ujang (nama mahasiswa itu) di cegat sama perampok mesir. Mereka ngajak ujang berantem, kan ujang ga bisa silat bah..eh, si rampog bilang ”kalao gitu bapakmu pasti juga cemen ga bisa berantem...kalau brani saya tatntang ayahmu untuk duel denganku”...gitu yah
Ujang takut yah...kalau bisa abah datang ke mesir ya...

TTD

Ujang

Dengan kemarahan yang meluap-luap Ayah si Ujang-pun berangkat ke Mesir. Sesampai disana dia langsung dijemput oleh si Ujang. Tapi ujang sempat heran, kok ayahnya seperti menyembunyikan sesuatu di balik jubah pendekar yang dipakainya. Ketika Ujang menenyakan hal itu, sanag ayah menjawab dengan santainya....

”Tadi pas di kapal ada ayam keluyuran, ga tahu punya siapa ya abah embat aja..lumayan kan...”

Duh...si Ujang geleng-geleng...katanya dah tobat, masih seneng ambil barang orang aja ni ayahnya...

Sesamapainya di auditorium universitas. Nampak sudah banyak penonton yang akan menyaksikan secara langsung debat terbuka antara Syekh Guru besar ilmu tauhid mesir dengan “Ulama” dari Indonesia. Ayah si ujang pun nampak sangar berteriak-teriak menantang “perampok” mesir yang mengundangnya...

“Ayoo keluar...mana itu perampok-perampog yang berani gangguin anak gue..mau sendiri ape keroyokan...gua ladenin...” Teriaknya

Syekh mesir yang tidak bisa berbahasa Indonesia-pun bertanya kepada si Ujang, apa yang di teriakkan ayahnya itu.

“Afwan ya syekh, ayah saya bertanya , apakah pertandingan ini dengan tahfidz (hafalan) atau fathul kitab (buka buku) ??” Kata Ujang

“Tob’an bil hifdzi (tentu saja hapalan)” Jawab sykeh Mesir

Nah loh, giliran ayahnya si Ujang yang bengong karena ga bisa bahasa Arab

“Ngomong apa tu rampok mesir, jang??”

“Anu bah, kata dia, pertandingannya pake tangan kosong, ga pake sanjata” jawab Ujang sekenanya

”Okeh...siapa takut” Jawab ayah si Ujang

Dan pertandinganpun di mulai. Sang syekh menatap tajam ayah si ujang. Lalu tiba-tiba dia mengacungkan jari telunjuknya ke arah Ayah si Ujang. Sontak ayah si Ujang kaget dan langsung Mngecungkan dua jarinya membentuk huruf “V” lalu menggoyangkannya.

Sang syekh langsung mengejar lagi. Kali ini dia angkat tangannya ke atas. Dan disambut dengan kibasan tangan si Abah yang menunjuk ketanah.

Syekh Mesir manggut-manggut. Lalu sejurus kemudian, dia keluarkan sesuatu dari kantongnya. Sepasang telor. Dan tak mau kalah, ayah si Ujang pun mengeluarkan Ayam yang tadi di curinya dari kapal..

Sang syekh Mesir terbelalak kaget. Lalu dia pun tersenyum...sambil memuji kehebatan sang ”Ulama” dari Indonesia. Seluruh hadirin bertepuk tangan memberi selamat kepada ayah si Ujang. Tinggal si Ujang yang bengong, ga menyangka kalau ayahnya dah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan sang rektor dengan sempurna.

Dalam jumpa pers, syekh Mesir memberika penjelasan mengenai isyarat yang dia ajukan dan ternyata bisa di jawab oleh ”ulama” Indonesia itu.

”Yang pertama, ane tunjuk jari ke dia sebagai isyarat ALLAHU AHAD , dan orang Indonesia itu mengacungkan dua jarinya, menjawab pernyataanku dengan ”LA SYARIKA LAHU” (Tiada sekutu bagi-Nya)..dan jawabannya betul”

”Lalu yang kedua, ane Tunjuk tangan ane ke Langit sebagai Isyarat ”WALLAHU KHALAQA AS-SAMAWAAT...” (Allah menciptkan langit....) lalu dia menunjuk bumi sebagai jawaban...”WAL ARLD (dan bumi)...lagi-lagi jawabannya betul”

”Dan yang ketiga, ane keluarkan telur sebagai pernyataan bahwa ”SEMUA ITU TERCIPTA DARI TELUR”, dan lagi-lagi dia menjawab dengan mengeluarkan Ayam, sebagai jawaban bahwa ”Allah menciptakan segala sesuatu itu berpasang-pasangan, jadi ayam lahir dulu daripada telur”...Dan ini pun jawaban yang benar” Jelas sang syekh panjang lebar.

Ujang terkagum-kagum mendengar penjelasan syekh mesir. Dia tidak menyangka ayahnya bisa menjawab segala Isyarat filosofis yang dinyatakan oleh syekh Mesir. Iseng-iseng dia bertanya, darimana ayahnya belajar ilmu itu, yang dia saja yang sekolah mesir tidak memahaminya.

”Begini ujang ya...itu mah jurus gampang aja...Yang pertama, dia tunjuk mata abah...masa mata abah mau ditusuk, ya Abah tangkis atuh Ujang, cukup dengan dua jari...trus yang kedua, masa si abah mau diangkat-angkat, ya abah kasih Isyarat...Elo tuh yang gua banting duluan...”

Ujang makin bengong....”lha terus yang ketiga bah?”

”Nah, ternyata perampok Mesir tuh pada cemen-cemen semua...masa jauh-jauh abah datang dari cuman di pamerin kalo dia habis maling telor....Abah aja udah ngembat Ayam..” Kata Abahnya cuek

Gubrraaakk.....

Humor Madura - Bila Madura Berbelanja

Suatu hari Brodin, tokoh madura kita ini mendatangi sebuah supermarket untuk belanja sesuatu. Ketika aka membayar barang yang dibelinya dikasir. Tapi disitu, si Brodin malah di tanya-tanya sama kasirnya. Soalnya lagi musim teroris, jadi semua barang yang dibeli musti ditanya, mau digunakan untuk apa.

Kasir : "Pak, ini beli biscuit kucing buat apa?"

Brodin : "Ya buat makanan Kucing mbak"

Kasir : "Alah, ga percaya aku, coba kucingnya dulu bawa kesini. Ntar malah biscuitnya ini sampeyan makan"

Akhirnya Brodinpun pulang untuk mengambil kucingnya, dan diapun bisa membeli biscuit kucingnya itu

Besuknya si Brodin datang lagi ke swalayan yang sama. Kali ini dia beli susu formula untuk bayi. Dan ketika mau bayar, lagi-lagi kasirnya menanyakan hal yang sama seperti kemarin.

Kasir : "Ini susu buat siapa pak?"

Brodin : "Ya buar anak saya mbak, namanya juga susu bayi"

Kasir : "Alah ndak percaya saya, bisa-bisa susu ini sampeyan minum sendiri. Bawa kesini dulu anak sampeyan, baru saya percaya"

Maka dengan bersungut-sungut terpaksa Brodin pulang dulu untuk mengambil anaknya, baru dia bisa beli susu untuk bayinya itu.

Ke-esokan harinya, brodin datang lagi. Tapi kali ini dia bawa kardus tertutup dengan sebuah lobang kecil yang di tenteng ditangannya.

Kasir : "Pak, kali ini mau beli makanan ular ya?? Pake kardusnya dibawa?"

Brodin : "Bukan ular dek..ini barang tak berbahaya, coba saja sampeyan pegang"

Mbak kasir ini awalnya ragu-ragu dan takut untuk memegangnya. Tapi setelah diyakinkan oleh si Brodin akhirnya dia mau juga.

Sesaat setelah dia memasukkan tangannya. Terasa dia seperti menyentuh sesuatu yang lembek dan hangat. Karena kaget sontak dia mengeluarkan tangannya dan mencium baunya.

Kasir : "hoooeek...kurang ajar sampeyan, masa saya disuruh pegang kotoran ayam gini !!"

Brodin : "Nah, sekarang saya boleh dong beli tisyu basah...."

Bahkan Mereka-Pun Masuk Syurga

Dalam sebuah Riwayat disebutkan. Bahwa kelak di yaumil hisab, manusia dan jin akan di hisab menjadi dua golongan, yaitu ahli syurga dan ahli neraka. Sedangkan makhluk Alllah yang lain, seperti binatang dan tumbuhan akan dikembalikan kepada asal mereka.

Akan tetapi, ada beberapa hewan yang mendapat karunia Allah untuk menikmati syurga-Nya. Diantara hewan yang mendapat rahmat Allah itu ialah :
- Untanya nabi Saleh
- Semutnya Nabi Sulaiman
- Burung Hud-hud,
-Ikan paus yang “menyimpan” nabi Yunus dalam perutnya
- Anjing ashabul kahfi,
-Kambing kurban “pengganti nabi Ismail
- Anak sapinya Nabi Ibrahim,
-Sapi nabi Musa
- Keledai nabi Uzair,
-dan al-qashwa, unta baginda Rasulullah SAW.

Mengapa Allah memberikan kemurahan kepada hewan-hewan tersebut untuk menjadi penghuni Syurga-Nya?? Jawaban yang paling tepat tentu hanya Allah yang tahu. Tapi kalu kita sedikit merenung. Bahwa hewan-hewan tersebut adalah contoh bagi kita bahwa mereka juga makhluk Allah yang sepenuh hati menemani para kekasih Allah di jalan dakwah.

Kita lihat bagaimana unta nabi soleh yang keluar dari batu, membantu nabi soleh dengan izin Allah untuk memberikan air susunya kepada umat nabi soleh tanpa henti. Namun akhirnya diapun terbunuh oleh kaum nabi saleh sehingga mengundang murka Allah. Atau bagaimana raja koloni semut yang kisahnya diceritakan dalam Al-Quran ketika dia dengan begitu amanh, memberi peringatan kepada “kaumnya” agar berhati-hati menghindari pijakan kaki pasukan nabi sulaiman. Sungguh sebuah contoh pemimpin yang amanah. Demikian juga Hud-Hud yang bertugas sebagai “delegasi” penyampai surat dakwah sekaligus tugas spionase bagi kerajaan Ratu Balqis di saba. Dan tentu saja bagaimana heroiknya kisah perjuangan anjing ashabul kahfi, Keledai nabi uzair yang dihidupka kembali oleh Allah menjawab keragguan tuannya akan kemampuan Allah menghidupka yang sudah mati, dan Unta Rasulullah yang menjadi “rantis” (kendaraan taktis) baginda Rasul disetiap pertempuran dengan resiko kehilangan nyawanya.

Atau juga bagaiman amanahnya si ikan paus yang begitu sabar “berpuasa” untuk tidak mencerna Nabi Yunus dalam lambungnya berhari-hari. Subhanallah, berhari-hari tanpa mengeluh sama sekali. Padahal dia harus senantiasa bergerak naik turun lautan dengan segenap tenaganya yang luar bisa, karena dia bernafas dengan paru-paru, yang tentu membutuhkan energi yang tidak sedikit. Kita mungkin kalah dengan si ikan paus ini, mengingat kita kadang mengeluh capek di awal Ramadhan lalu padahal baru sehari.

Sobat pejuang yang dirahmati Allah

Kalau hewan saja dengan ketulusan niatnya untuk membantu Agama Allah dijamin syurga oleh-Nya, bagaimana dengan kita manusia, yang merupakan sebaik-baik ciptaan?? Maka sungguh jalan untuk mencapai syurga itu jauh lebih lapang dan mudah dibanding dengan hewan-hewan itu. Coba kita bayangkan. Segenap perintah Allah yang berhubungan dengan ibadah untuk menebus surganya, semuanya bernilai “murah”. Sholat tidak perlu modal, puasa ga perlu modal, zakat dan haji hanya bagi yang mampu, senyum dan memeprgauli Istri aja dianggap sodaqoh, mengucap salam juga ga modal, murah meriah dan dibalas berlipat ganda oleh Allah. Bandingkan dengan semua hal yang dilarang oleh Allah. Mau judi butuh modal besar, mao zina butuh dompet tebal, mau mencuri, merampok, membunuh orang perlu nyali dan modal yang juga tidak sedikit, mau ngomongin orang butuh modal juga biarpun Cuma secangkir kopi untuk teman ngerumpi, dan banyak lagi yang lain dengan tingkat kesulitan tinggi. Tapi anehnya kuantitas kita untuk mengerjakan “yang tanpa modal” itu kok terkadang belum sebanyak “yang bermodal besar” ya??

Sobat pejuang yang dirahmati Allah

Puasa mengajarkan kepada kita bahwa kalau kita niatkan betul-betul. Ternyata ga susah kok meninggalkan yang dilarang oleh Allah. Karena jangankan yang haram. Makan nasi goreng, minum es degan, bakso, siomay, es cendol, dan lain-lain yang halal-pun, ketika siang hari kita dilarang, ternyata kita bisa kok mengerjakannya. Memang sih kesannya agak dipaksa. Tapi bukankah lebih baik masuk syurga dengan terpaksa daripada masuk neraka dengan kemauan sendiri??

Allah sudah memberi kita ladang dakwah yang terbuka lebar. Allah juga memberi kita infrastruktur dakwah yang memadai. Dari mulai lingkungan kerja, keluarga, sampai rekan-kerja yang bisa saling mengingatkan dalam kebaikan dan dakwah. Sungguh jauh lebih mudah untuk merengkuh syurganya dibanding dengan apa yang dialami oleh hewan-hewan pilihan diatas. Sungguh merugi kalau kita justru hanya menjadi penoton kelak di yaumil hisab menyaksikan ”mereka” di persilahkan menuju taman firdaus. Sebagaiman yang dikatakan oleh sayyidina Ali karomallahu wajhahu, yang kurang lebihnya berbunyi : ”Sungguh aku heran kalau melihat ada Muslim yang gagal ke syurga. Padahal Rahmat Allah begitu melimpah, sedikit kebaikan pun akan dibalas berlipat ganda,bahkan niat baik pun bernilai ibadah . Dan aku juga heran melihat ada muslim yang masuk neraka, sedangkan ampunan Allah begitu luas. Bahkan niat burukpun belum dianggap dosa sebelum dia mengerjakannya, dan itupun dibalas setimpal dan tidak berlipat ganda.” Semoga Allah mempertemukankita di Syurga-Nya kelak, sebagaimana Allah mempertemukan kita di medan dakwah ini....amien

Rabbi Zidnaa ilman war Zuqnaa Fahman

Kenapa Amerika Takut menyerang Indonesia

Sebuah dokumen berklasifikasi sangat rahasia (TOP SECRET) milik Pentagon bocor ke tangan anggota BIN Indonesia di Washington, Amerika Serikat, baru- baru ini.

Dokumen ini adalah laporan CIA ( Central Intelligence Agency) kepada Pentagon yang sebenarnya akan diteruskan kepada Kepala Staf Gabungan Tentara AS Jenderal Marinir Peter Pace, pada pemerintahan Presiden George W. Bush.

Menurut dokumen rahasia tersebut, setelah Irak, Afghanistan, dan Iran, maka Indonesia akan jadi sasaran operasi militer terbatas Amerika Serikat, dalam upayanya menghancurkan sarang teroris, yang menurut laporan CIA banyak terdapat di Indonesia.

Tapi anggota CIA yang lebih dahulu diterjunkan ke Indonesia sebagai turis, menyimpulkan bahwa jika diteruskan maka operasi militer di Indonesia akan sangat mahal biayanya dan dipastikan militer Amerika Serikat akan menderita banyak kerugian.

Ini isi dokumen yang telah diterjemahkan unofficial ke dalam Bahasa Indonesia :

Kepada Yth.
Kepala Staf Gabungan
Jenderal Marinir Peter Pace
di Pentagon

Rencana operasi militer terbatas ke Indonesia sebaiknya dipertimbangkan lagi, berikut alasan-alasannya:

Begitu memasuki perairan, Armada Ketujuh ( 7th Fleet) akan dihadang pihak Bea Cukai RI, karena membawa masuk senjata api dan peralatan tanpa surat izin dari pemerintah RI. Ini berarti kita harus menyediakan "uang damai". Menurut perhitungan kami, "uang damai" tersebut akan sangat besar mengingat peralatan tempur yang dibawa sedemikian banyak.

Kemudian bila kita mendirikan Base Camp militer (Millitary Base) , bisa ditebak di sekitar Base Camp pasti akan banyak dikelilingi tukang bakso, tukang es kelapa, lapak VCD bajakan, sampai obral celana dalam loreng.

Kemudian kendaraan tempur serta tank-tank lapis baja yang diparkir dekat Base Camp akan dikenakan retribusi parkir oleh petugas dari dinas perparkiran daerah maupun preman-preman sekitar. Jika dua jam pertama dikenakan Rp 10.000 (tarif untuk orang tentara asing), berapa yang harus dibayar oleh pemerintah AS jika kendaraan harus parkir selama setahun lebih seperti di Irak sekarang ini.

Di sepanjang jalan menuju lokasi Base Camp kita juga harus menghadapi para "Pak Ogah" yang berlagak mengatur jalan sambil memungut biaya dari kendaraan militer yang memutar. Bisa dibayangkan berapa recehan yang harus disiapkan jika harus melakukan operasi tempur menuju pusat-pusat teroris. Dari Tanjung Priok (pelabuhan tempat Kapal induk merapat dan lokasi pasukan mendarat) ke target operasi saja ada berapa pertigaan, perempatan dan putaran ( U Turn).

Suatu kerepotan besar jika rombongan pasukan harus berkonvoi. Karena konvoi yang berjalan lambat pasti akan dihampiri para pengamen, dan anak-anak jalanan. Ini berarti harus mengeluarkan recehan lagi.

Belum lagi jika di jalan bertemu polisi lalu lintas, sudah pasti kena semprit karena konvoi tanpa izin terlebih dahulu. Bayangkan berapa uang damai yang harus dikeluarkan untuk pengurusan izin melintas tersebut.

DLLAJ juga harus diperhitungkan. Anda harus melihat sendiri bagaimana mereka beraksi. Kendaraan-kendaraan militer dan tank-tank itu kanbelum di kir. Itu pertanda buruk. Setiap kali kir, berapa uang yang harus kita keluarkan untuk tank semacam M-1 Abrams.

Di Base Camp, tentara AS sudah pasti tidak bisa tidur nyenyak, karena banyak nyamuk akibat sangat tidak higienisnya lingkungan sekitar. Ini bisa dibasmi dengan penyemprotan (fogging) dari Dinas Kesehatan. Biaya untuk ini juga tidak murah.

Tentara AS juga tidak bisa jauh-jauh dari peralatan perangnya, karena disekitar Base Camp sudah mengintai pedagang besi loakan yang siap mempreteli peralatan perang canggih yang kita bawa. Kurang waspada sedikit saja, tank M-1 Abrams kebanggaan kita bakal siap dijual kiloan.

Belum lagi para pencuri kendaraan bermotor yang sudah siap beraksi dengan kunci T-nya bakal merebut jip-jip perang kita yang kalau dicat ulang bisa dijual ke pasar gelap atau pasar spare part hasil curian ranmor di Cinangka.

Peralatan telekomunikasi kita, yang menjadi alat vital dalam pertempuran, juga harus dijaga ketat, karena kapak merah dan copet sudah mengincar peralatan canggih itu.

Di samping itu juga ada aturan wajib lapor kalau bawa tamu jika lebih dari 1 x 24 jam, dan harus izin RT setempat. Belum RW dan Kelurahan. Berapa banyak meja yang harus dilalui? Mahal, sangat mahal untuk urusan seperti ini.

Membayangkan ini semua, kami mewakili anggota CIA di lapangan sepakat untuk menyarankan agar operasi militer terbatas ke Indonesia dibatalkan saja, karena biaya yang dikeluarkan akan sangat besar.

Kami menyarankan agar operasi militer terbatas ini dipindahkan ke Malaysia saja.

Surat Untuk Bidadari

Tertuliskan untuk mujahidah kecilku di Bumi Allah….

Indah anakku..indah sekali suasana ketika surat ini ayah tuliskan. Langit luas membiru. Awan bersih tegas menghias setiap lekuknya. Angin tak hentinya semilir menyemai kedamaian. Lembayung senja indah menghias kaki langit. Mengiringi kicau burung yang hendak pulang ke peraduannya. Subhanallah..

Tapi kesemua itu tak bisa menghilangkan bayangan indahmu putriku. Sungguh, jikalau ada tujuh lapis langit biru membahana. Maka di kedua matamu-lah puncak pancaran keindahannya. Jikalau ada tujuh samudra agung luas menggelora. Maka disenyum candamu itulah kesejukannya bermuara. Jikalu ada 7 matahari turun mencipta senja. Maka di kedua pipi kecilmu itulah warna merahnya merona. Sungguh anakku . Kalau bukan karena dinginnya angin malam, ayah akan segera terbang untuk sekedar mengantarmu tidur dalam timanganku. Dan kalau bukan karena jauhnya perjalanan, ayah segera bangkit menjemputmu untuk sekedar mendengar tawa lucumu.

Bidadari kecilku yang jelita....

Inilah suratku yang isinya ingin ayah ungkapakan kalau saja hari ini kita bisa bertemu. Maka kutuliskan surat ini dengan perasaan cinta yang mendalam, dan dalam gelombang rindu yang menyatu padu.
Anakku...
Kalau mencintaimu adalah fitrah, maka membesarkan dan mendidikmu adalah amanah...
Kalau memberimu nama yang baik adalah sunnah, maka mengajarakanmu tentang Allah dan Rasulnya adalah perintah...
Kalau merawatmu adalah sakinah, maka menyayangimu adalah mawaddah warahmah...
Kalau tatapan matamu adalah mahabbah, maka takbir dalam cedal lidahmu adalah barokah...
Maka biar kugendong engkau dalam dekapanku anakku...iklhas lillah......

Pelabuhan kasihku nan ayu....

Hari ini setahun yang lalu suara tangismu memecah sunyinya dunia. Menghantam dadaku, menyadarku kalau aku sudah menjadi ayah. Dan hari ini milad-mu yang pertama. Kalau saja engkau ada di dekatku saat ini, maka biarlah doa ini kuperdengarkan untukmu....

Ya Allah Ya Rahman...

Aku titipkan istri dan anakku dalam penjagaan-Mu ya Allah...Dalam jauhnya jarak yang memishakan kami...Maka didik dan jagalah keduanya Ya Allah...sebagaimana Engakau mendidik Siti Hajar dan Nabi-Mu Ismail di padang Makkah.....

Ya Allah Ibrahimkan hamba, dan pinjamkan kapak Paduka...
Agar kuajarkan kepada annaku bagaimana meruntuhkan berhala dunia...

Ya Allah, Musa-kan hamba, dan pinjamkan tongkat Paduka....
Agar kuajarkan pada anakku bagaimana mebelah haq dan bathil-nya dunia...

Ya Allah, daud-kan hambaa, dan pinjamkanlah seruling Paduka
Agar kuajarkan pada annaku indahnya puisi cinta dan syair sayang-Mu pada sesama....

Ya Allah, Muhammad-kan hamba, dan tenggelamkan aku dalam sholawat kepadanya...
Agar kuajarkan pada anakku, bagaimana menjadi khalifah-Mu di dunia...

Allahuma Ya Allah...Engkaulah pendengar segala doa..Engkaulah pengabul segala pinta....

Pertautan hatiku yang lucu...

Selamat milad bidadari kecilku,semoga anugerah dan rahmat Allah senantiasa tercurah untukmu..dan kecerdasan dan kearifan,semoga di anugerahkan kepadamu..dan semoga teguhnya keimanan, dan tangguhnya perjuangan dihiasakan juga padamu...sebagaimana doaku dalam makna namamu..NAURA KRASIVA ISYBILLA..Cahaya Keindahan yang senantiasa hidup di jalan Allah......Selamat milad,cahaya mataku..


Malang, 12 Agustus 2009
Yang merindumu dalam kasih-Nya

Ayahmu.....
 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies