WEB BLOG
this site the web

Ironi 3 Institusi

Tiga institusi vital yang mendukung pertahanan dan kemananan Negara, yaitu BIN (Badan Intelejen Negara), TNI, dan kepolisian tengah mendpat sorotan dari berbagai fihak tentang kinerjanya yang tak kun jung membaik. Dari berbagai kasus intelejen yang ada, ketiganya malah sering informasi yang justru hasilnya mempermalukan pemerintah

Syahdan, akhirnya diadakanlah pembuktian dihadapan public mengenai kemampuan intelejen dan kontra intelejen dari ketiga institusi tersebut. Simulasinya cukup mudah, mereka disruh menangkap kelinci yang dimasukkan ke dalam hutan dan harus ditemukan secepatnya….

Anggota BIN segera menyebar secara rahasia ke dalam hutan, dia sadap semua pembicaraan hewan-hewan hutan, melihat segenap tanda kaki yang di tinggalkan kelinci, dan bahkan menyamar menjadi kelinci itu sendiri….Dan setelah beberapa hari mencari, si Kelinci tidak juga ditemukan, maka BIN tiba pada tituk kesimpulan…”Bahwa Kelinci itu hanya isu rekaan semata, dan bukan binatang yang nyata…masyarakat tidak perlu khawatir, keamanan tetap terjaga…”

Anggota TNI lain lagi. Dengan segenap kemampuan telik sandi dan pertempuran gerilya yang dimiliknya. Dia mulai menyisir segenap binatang di hutan itu. Setiap binatnag yang mirip kelinci, segera ditangkap dan di interogasi. Tapi karena belum juga menemukan, maka anggota TNI-pun akhirnya meldakkan TNT high explosive di tengah hutan. Dan hasilnya sungguh menakjubkan…sang Kelinci buruan mati terpanggang, ditengah bangkai binatang lain yang terkena ledakan itu.

Yang terakhir adalah petugas dari kepolisian. Dia ternyata hanya butuh waktu 1 jam masuk kehutan. Lalu keluar lagi dengan membawa seekor tikus ditangannya. Sang tikus itu Nampak kesakitan dengan wajah dan tubuh lebam-lebam bekas dipukul. Lalu terlihat sambil menangis sang tikus berkata…”Ya…ya…baiklah…saya mengaku…sayalah kelinci itu…sayalah kelinci itu….”

Humor Madura - Madura Tukang Masak

Ini adalah kisah Brodin ketika belajar jadi Mahasiswa di Mesir, beserta teman karibnya di pesantren…Sablah..!!

Waktu itu, tahun 90-an, jerohan sapi tak ada harganya di Kairo, Mesir, karena dianggap hanya anjing yang layak memakannya. Tapi bagi santri-santri Jawa, jelas itu makanan bergizi. Diantara penggemar berat jerohan sapi sekaligus ahli memasaknya adalah Sablah. Pembagian tugas pun diatur. Karena lebih ahli tentang seluk-beluk pasar, Brodin bertugas belanja (Sablah lebih hapal gedung bioskop daripada pasar), sedang Sablah menjadi kokinya.

Jerohan sapi berhasil diperoleh dengan harga amat murah dari seorang jagal. Malahan, karena rutin berbelanja jerohan sehingga berteman akrab dengan si jagal, lama-lama digratiskan. Hanya saja, si jagal terheran-heran dengan konsumsi jerohan yang begitu banyak dan kontinyu.

"Memangnya kamu pelihara anjing berapa?" tanyanya.

Brodin garuk-garuk kepala… "Yaa...ada lah..."

Singkat cerita, setelah empat tahun di Kairo, Sablah pindah ke Baghdad untuk ngambil S2. Tak ada lagi koki, Brodin pun berhenti belanja jerohan. Cukup lama Brodin tak bertemu si jagal langganannya, sampai suatu hari kepergok tak sengaja.

"Hai, apa kabar?" si jagal menyapa.

"Baik. Bagaimana denganmu?"
,br> "Alhamdulillah.... Kamu kok nggak pernah ngambil jerohan lagi?" si jagal bertanya,

" Memangnya sudah nggak pelihara anjing lagi?"

Brodin meringis,

"Sudah pindah ke Baghdad..."

Humor - Salah Sambung

Di sebuah rumah mewah dikawasan elit Jakarta, sebuah telf bordering kencang. Sang Satpam tergopoh-gopoh mengangkat telpon tersebut….

“Halo siapa ya??”
“Ini saya, juragan kamu…kamu si satpam itu kan??” Suara dari ujung telfon tampak geram Menahan marah
“Iya pak…ini saya” Jawab si satpam
“Hai…aku mau Tanya, apa tadi pagi istriku menerima laki-laki lain di rumahku??”
“Iya pak, tadi pagi…tapi kata ibu itu adik bapak yang mau kuliah di Jakarta”
“Halah…dasar perempuan pembohong…Aku anak tunggal, aku tidak punya adik lelaki….”

Sang Majikan terdengar makin gusar

“Baik…hei satpam, dengar perintahku sekarang…Majikan perempuan kamu itu sudah berselingkuh, dia sudah berkhianat…sekarang, kau lihat senapan yang tergantung ditembok itu?? Cepat ambil senapan itu sekarang…”

Sang satpam segera mengambil senapan angin yang dimaksud majikannya itu

“Sudah saya ambil tuan…”

“Bagus…sekarang kau masuk kamar istriku dan tembak kepala perempuan pengkhianat itu…”
“Tapi pak…bukankah…”
“Ga usah pake tapi-tapian….cepat lakukan…jangan kuatir soal hukuman, aku bisa sogok polisi manapun biar tidak menuntutku…juga kamu…!”
“Tapi saya takut pak….”
“Takut apa lagi…ini perintah majikanmu…cepat lakukan, atau kamu yang akan terbunuh nantinya…”

Dengan wajah ketakutan, sang satpam-pun akhirnya masuk kamar majikannya dan menembak istri majikannya itu…

“Halo…sudah saya lakukan pak….” Suara satpam kali ini terdengar bergetar
“Ha…ha….Bagus…kamu memang pembantu yang setia…aKan ku berikan sebuah rumah untuk tugasmu kali ini…dan Tolong segera kubur Si Sulastri pengkhianat itu…!!”
“Sulastri siapa, pak??”
“Ah, masak kamu lupa…istriku itu kan nama aslinya Sulastri to…”
“Maaf pak…bukannya nama istri bapak itu Ibu Maya??”
“Maya?? Sebentar…ini alamat Rumah Jalan Melati no 18, bukan??”
“Bukan pak…ini Jalan Galunggung no 123…”
Waaaah…kalau gitu aku salah sambung nih…ya sudah maaf ya….”

Klik…!! Telpon ditutup…..Gubraaaakk……

Humor Madura - Gambar Ibadah

Ketika si Brodin masih duduk di bangku SD, ia mendapat tugas kliping dari guru PMP-nya (PMP, Pendidikan Moral Pancasila. Sekarang menjadi pelajaran Kewarganegaraan).

“Coba kalian kliping gambar atau foto orang yang sedang menjalankan ibadah sesuai agamanya masing-masing. Kumpulkan minggu depannya”, perintah Ibu Guru kepada Brodin dan kawan-kawannya.

Seminggu berlalu, rupanya si Brodin lupa akan tugasnya. Hari itu, Ibu guru PMP pun menyuruh Brodin dan kawan-kawannya mengumpulkan tugas kliping.

Si Brodin pun kelabakan. Segera ia mengambil pas foto dirinya dari tasnya, dan menempelkannya di selembar kertas dan memberikannya judul ”Tugas Kliping Gambar Orang Beribadah”.

Ibu guru PMP pun memeriksa tugas murid-muridnya. Ketika sampai di meja si Brodin, Ibu guru tersebut pun marah. “Apa maksudnya kamu menempel foto kamu sendiri di lembar tugas kliping ini?, tanya Ibu guru gusar.

Brodin pun dengan tenang menjawab, ”Ini gambar orang beribadah Bu, ibadah puasa”, tandas si Brodin.

Filosofi 5 jari

Hujan di bandung mengingatkan saya jauh terbang ke kampung Halaman. Kepada semangkuk wedang ronde anget, dan nasi karak (sisa nasi yang dikeringkan, lalu digoreng dan di santap dengan parutan kelapa yang “dibakar” dengan cara di tekan2 dengan pecahan genting yang sudah dibakar dulu). Atau kalau pas lagi musim, ditambah belalang Goreng yang ternyata tak kalah nikmat rasanya dengan udang bakar…

Sayup-sayup terdengar suara surat yasin dibacakan di mushola komplek. Dan hati ini serasa semakin terbetot oleh kerinduan lagi. Kali ini, dengan sholawatan malam jumatan di masjid kampung. Bersama teman-teman kecilku dulu. Biasanya acara itu dimulai dengan hafalan bacaan sholat, lalu hafalan jus amma, dan ditutup dengan sholawatan smapaii waktu Isya’ tiba. Di bimbing oleh Kyai Fachrudin, kyai sepuh yang masih aktif membimbing kami yang masih kecil ini dengan segenap ketwadu’an dan ke-wara-an beliau. Setelah sholat Isya, biasanya ada “bonus” cerita atau nasehat dengan bahasa kami tentunya yang masih kecil. Dan kalau pas ada rizki, beliau biasa membawa singkong rebus dari kebunnya untuk kami semua…Ya Allah….seperti baru kemarin semua itu terjadi….

Ingatanku semakin liar. Menembus ruang dan waktu. Dan satu nasehat Kyai Fachrudin yang masih terngiang di telingaku saat ini adalah, tentang filosofi 5 jari dalam ukhuwah Islamiyah. Usiaku sudah menganjak ABG waktu itu. Beliau sering memanggilku “Uul”. Nama kecilku di kampung. Beliau bilang, ada lima Golongan yang kalau saja mereka mau bersatu, ibarat lima jari ini, tidak ada yang tidak bisa terselesaikan.

1. Jari Jempol

Jari jempol ini adalah symbol Umara…simbol pemimpin…Dia yang utama. Jempol ini juga disebut iu jari yang menu njukkan dia-lah “induk” ke-empat jari lainnya..Kenapa ini identik dengan simbol pejabat?? Karena symbol jempol biasanya identik dengan persetujuan, kebagusan, dan sifat baik. Bukankah umara biasanya menjadi tokoh sentral untuk urusan setuju dan tidak setuju pada sebuah keputusan?? Pimpinan juga merupakan patron, dimana apa yang biasanya dianggap baik oleh pemimpin, juga diikuti oleh rakyatnya?? (Coba antum angkat jempol antum untuk menyatakan rasa setuju, bukankah keempat jari yang lain menunduk??) Maka pempimpin yang baik, selayaknya mendapat tanda jempol berdiri, sedangkan pemimpin yang buruk, tidak salah juga kalau kita beri symbol jempol terbalik….

2.Jari Telunjuk

Jari telunjuk adalah symbol Aghniyaa, symbol dari orang-orang kaya. Kenapa?? Karena budaya orang kaya biasanya budaya “menunjuk”. Kalau butuh apa-apa tinggal tunjuk. Kalau perintah sesuatu tinggal menunjuk. Karena dia punya Power..Bahkan dengan harta yang dia miliki, dia bisa “mengatur” keputusan seorang Umara untuk setuju atau tidak etuju akan suatu masalah. Sekarang coba antum tunjuk sesuatu, bukankah ketika antum menunjuk, ibu jari menekan ketiga jari laiinya untuk “tunduk”??...Subhanallah, kalau saja kita menjadi Anghniyaa yang saleh, betapa mudahnya kita mengatur sebuah pemerintahan bukan?? Bukannya malah menggunakan uang kita untuk mengatur para penegak hukum untuk mengatur sebuah kasus untuk sekedar menyelamtkan kesalahan kita sendiri….

3 Jari Tengah

Ini simbol Ulama.. Posisinya ditengah… jari tengah merupakan jari yang paling tinggi diantara kelima jari, akan tetapi setiap kali kita akan makan menggunakan tangan, atau mengambil suatu barang, secara anatomis jari tengah akan menarik diri menjadi sejajar dengan empat jari lainnya. Itulah perlambang kebijakan jari tengah, Ulama.

Tidak kekiri, tidak kekanan…Memang begitulah sebaiknya ulama. Dia tidak kemana-mana, tapi ada dimana-mana…Posisi Ulama itu ditenga-tengah umat. Itulah lapangan perjuangannya. Disitulah habitatnya..Maka jangan coba meninggalkan habitatnya itu, kalau tidak mau tuntunannya hanya akan jadi tontonan….

Keberadaan Ulama ditengah-tengah umat, laksana harimau ditengah hutan. Keduanya saling membutuhkan. Hutan perlu Harimau, untuk menjaganya dari tangan-tangan yang tidak bertaggung jawab. Dan Harimau perlu Hutan, karena distulah dia lebih berwibawa. Coba lihat di kebun Binatang. Disana ada harimau yang di” cabut” dari habitat aslinya di hutan. Dan coba antum lihat, betapa si macan kehilangan wibawanya. Tidak ada yang takut. Bahkan anak kecilpun berani mengelus-elus si raja rimba lalu kemudian tertawa lucu. Tidak ada wibawa sama sekali….

Demikian juga Ulama dan Umat. Ketika ulama ramai-ramai terjun kedunia Politik, umat bingung mencari figure “penjaga”. Seperti hutan tanpa macan. Maka ajaran terorisme dan Bahkan ajaran aliran sesat sekalipun dengan mudahnya tersebar di “hutan” yang tanpa macan ini. Dan ulamapuna begitu. Kita lihat bagaiamana ulama yang meninggalkan umat, bahkan nasehatnya pun jcuma dianggap “lawakan” yang sekedar buat ketawa, tanpa terbersitpun niat di hato uamta untuk melaksanakknya?? Lalu apa ulama dilarang berpoltik, berdagang, dan aktifitas lain?? Tentu bukan begitu.. Karena Ulam tidak boleh keman-mana, tapi dia ada diman-mana…dia adalah juga politikus yang menjaga umat, sekaligus Ekonom tangguh, tapi akarnya tetaplah umat…sebab disitulah “habitat” ulama…

4 Jari Manis

Ini symbol remaja. Diman segala sesuatunya tidak lepas dari unsur “manis”. Senyum manis, wajah manis, suara manis, dan segalanya manis. Sekali lagi coba kita lihat. Antum pernah coba mengangkat jari manis antum? Bisakah dia dengan sempurna berdiri tegak?? Ternyata sulit bukan?? Itulah ibarat masa remaja. Dimana pada masa itu, para remaja merasa dia sudah bisa mandiri, tidak mau diatur, maunya bebas, lepas tanpa aturan, padahal sesungguhnya dia masih memerlukan topngan dari orang tuanya, dari guru-gurunya dan orang lain…Tapi yah, begitulah masa remaja…dan mungkin itu juga yang dulu pernah kita rasakan bersama…. 5. Kelingking

Ini jari terkecil dalam susunan lima jari kita. Ini adalah symbol kaum perempuan. Mohon maaf bukan bermaksud menyinggung, karena ini hanyalah sekedar simbul. Kelingking ini kecil, mungil tapi “fungsional”. Justru karena kecilnya, dia bisa melakukan banyak hal yang tidak bisa dilakukan oleh ke-empat jari yang lain…Biarpun kecil, kelingking ini “menangan”. Coba antum ingat, kalau kita suit, atao tos-tosan, kalau kelingking ketemu Jempol, mana yang dianggap menang?? Kelingking bukan??

Itu juga symbol. Bahwa meskipun kecil, tapi kaum wanita bisa “merayu” para pemimpin yang kebetulan suaminya mungkin untuk menjadi lebih baik, atau juga sebaliknya. Sejarah banyak menceritakan, bahwa puluhan laki-laki perkasa, terjatuh di kaki kaum wanita…Bagimana Raja Romawi yang perkasa rela menyerahkan separuh kerajaannya kepada Cleoptra sang ratu mesir, atau bagaimana napoleon juga jatuh dikaki seorang wanita…atau yang terbaru, bagaimana kasus KPK dan Polisi juga bermula dari sepak terjang seorang cady Golf yang juga seorang wanita?? Maka sungguh dahsyat peran kaum wanita ini untuk menentukan masa depan peradaban bangsa…Sebagaimana sabda Rasulullah : “ Wanita tiang negara, kalau baik kaum wanita, maka mulyalah Negara…kalau rusak kaum wanita, maka hancurlah negara…”

Kalau semua unsur jari ini bisa bersatu, maka pekerjaan apa yang tidak bisa dilaksanakan?? Dari sekedar bersalaman, menulis, menggaruk, membelai, memijit, memukul, mengangkat sesuatu, menggenggam, melempar….semuanya jadi terasa sangat mudah bila kelima jari ini bersatu…tak ada yang tak mungkin….Begitu juga umat ini, kalau kelima unsure ditas bisa saling mengisi dan menjaga, maka tak ada permasalahan umat yang tidak bisa dibereskan…seberat apapun, dan serumit apapun…. Demikian kyai Fachrudin mengakhiri nasehatnya…..

Aku berkedip…Dan bening air mata itu kembali menetes mengiringi rintik hujan di Bandung….Selamat jalan Kyai….

Humor _ Jangan suka Taruhan

Jono adalah seorang serdadu yang sudah kenyang ditugaskan di daerah konflik. Oleh tetangganya, Jono dijuluki pahlawan perang. Tapi Jono harus membayar mahal karena banyak anggota tubuhnya yang sudah palsu akibat luka-luka semasa bertugas di medan tempur. Kaki Jono palsu, tangannya palsu, dan berbagai anggota tubuh lainnya juga palsu. Tapi ada satu kebiasaan Jono yang tak hilang. Yaitu kegemarannya main taruhan. Suatu hari, Jono bertaruh dengan tetangganya, si Budi.

Jono: "Budi, ayo kita bertaruh."

Budi: "Taruhan apa, Pak Jono?"

Jono: "Saya akan menggigit telinga saya sendiri."

Budi: "Ah, mana mungkin ada orang bisa menggigit telinga sendiri. Melihat tanpa cermin pun tidak bisa. Apalagi menggigit."

Jono: "Makanya, taruhan Rp 500 ribu, yuk!"

Budi: "Oke, siapa takut."

Setelah disepakati, Jono pun melepas telinga palsunya dan menggigitnya. Budi jelas kesal karena kalah taruhan.

Keesokan harinya, Jono menantang Budi taruhan lagi.

Jono: "Mau taruhan lagi, Rob?"

Budi: "Oke, tapi saya yang pilih jenis taruhannya."

Jono: "Oke, no problem."

Budi: "Kalau Pak Jono bisa menggigit mata sendiri, saya bayar 1 juta."

Budi berani bertaruh seperti itu karena Jono bisa melihat dengan jelas dan tidak buta. Maka tidak mungkin ia melepas bola matanya. Karena bola mata itu asli. Tapi dasar Jono si Pahlawan Perang, dia pun tetap nekat.

Jono: "Oke, saya setuju!"

Jono pun segera melepas gigi palsunya, dan menggigitkan gigi itu ke matanya sendiri

22 Pertanyaan Pendeta

Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan Agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk.

Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, “Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini.” Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata, “Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya.” Barulah pemuda ini beranjak keluar.

Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta, “Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim.” Pendeta itu menjawab, “Dari tanda yang terdapat di wajahmu.” Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut.

Sang pendeta berkata, “Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat

Si pemuda tersenyum dan berkata, “Silahkan!

Sang pendeta pun mulai bertanya,

1. “Sebutkan satu yang tiada duanya,
2. “Sebutkan dua yang tiada tiganya,
3. tiga yang tiada empatnya,
4. empat yang tiada limanya,
5. lima yang tiada enamnya,
6. enam yang tiada tujuhnya,
7. tujuh yang tiada delapannya,
8. delapan yang tiada sembilannya,
9. sembilan yang tiada sepuluhnya,
10. sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,
11. sebelas yang tiada dua belasnya,
12. dua belas yang tiada tiga belasnya,
13. tiga belas yang tiada empat belasnya.
14. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!
15. Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?
16. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?
17. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya?
18. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!
19. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?
20. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?
21. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!
22. Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?”

Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu tersenyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata,

Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.

Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman, “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).” (Al-Isra’: 12).

Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.

Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur’an.

Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.

Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah SWT menciptakan makhluk.

Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman,
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” (Al-Mulk: 3).

Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah SWT berfirman,
“Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka.” (Al-Haqah: 17).

Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Musa as: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang.

Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah ganjaran kebaikan. Allah SWT berfirman,
“Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat.” (Al-An’am: 160)

Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf as.

Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu’jizat Nabi Musa as yang terdapat dalam firman Allah,
“Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air.” (Al-Baqarah: 60)..

Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.

Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT berfirman,
“Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing.” (At-Takwir: 18).

Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus as.

Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf as, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala.”
Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, ” tak ada cercaaan terhadap kalian.”
Dan ayah mereka Ya’qub berkata, “Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai.” (Luqman: 19).

Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.

Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim.
Allah SWT berfirman, “Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim.” (Al-Anbiya’: 69).

Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).

Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT,
“Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar.” (Yusuf: 28).

Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.

Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim tersebut. Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta. Pemuda ini berkata, “Apakah kunci surga itu?”

Mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.

Mereka berkata, “Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab, sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya! ” Pendeta tersebut berkata, “Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah.” Mereka menjawab, “Kami akan jamin keselamatan anda.” Sang pendeta pun berkata,

“Jawabannya ialah: Asyhadu An La Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah.”

Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.

*Terima kasih Untuk Usep Kertarajasa, sahabatku atas cerita hikmah ini…Inspiring banget….

Humor - Sekali Koruptor ya tetap saja

Setelah proyek multimilyar dollar selesai, sang dirjen kedatangan tamu bule wakil dari HQ kantor pemenang tender. Udah 7 tahun di Jakarta jadi bisa cakap Indonesia.

Bule: “Pak, ada hadiah dari kami untuk bapak. Saya parkir dibawah mercy S 320.”

Dirjen : “Anda mau menyuap saya? ini apa-apaan? tender dah kelar kok. jangan gitu ya, bahaya tau haree genee ngasih-ngasih hadiah.”

Bule: “Tolonglah pak diterima. kalau gak, saya dianggap gagal membina relasi oleh kantor pusat.”

Dirjen: “Ah, jangan gitu dong. saya gak sudi!!”

Bule (mikir ): “Gini aja, pak. gimana kalau bapak beli saja mobilnya…”

Dirjen: “Mana saya ada uang beli mobil mahal gitu!!”

Bule menelpon kantor pusat.

Bule: “Saya ada solusi, Pak. bapak beli mobilnya dg harga rp.10.000,- saja.”

Dirjen: “Bener ya? OK, saya mau. jadi ini bukan suap. pake kwitansi ya..”

Bule menyiapkan dan menyerahkan kwitansi. dirjen membayar dengan uang 50 ribuan. mereka pun bersalaman.

Bule (sambil membuka dompet ): “Oh, maaf Pak. ini kembaliannya Rp.40.000,-.”

Dirjen: “Gak usah pakai kembalian segala. tolong kirim 4 mobil lagi ke rumah saya ya…”

Gubraaak…!!

Coretan KH Hasan A sahal

Berikut ini adalah nasehat KH Hasan Abd Sahal, salah satu pengasuh PM Gontor, beliau kyai yang agak "Nyentrik"...silahkan saja simak tawsiyahnya...: GENERASI TRANSISI

Hidup berada dalam pergantian dua masa yang potensial berubah cepat tidak ringan, kecuali bagi yang sudah berpengalaman banyak, berpengetahuan luas menyelami aneka ragam situasi dan kondisi; lebih-lebih jika sempat mengalami ujian dan gejolak tantangan-tantangannya.

Generasi zaman penjajahan, perjuangan kemerdekaan, sampai zaman reformasi perbedaan nyata-nyata sekali, sehingga tranformasi nilai, sikap dan pemikiran mengalami kesulitan.

Banyak pesan-pesan dan pola -yang dicoba orang tua untuk diwariskan- tidak mudah dipahami oleh generasi ini saking panjangnya waktu, jauhnya jarak dan spesifikasi milliu. Apalagi bila hanya disampaikan dengan baca tulis, bicara pelajaran sejarah oleh yang tidak menjadi contoh (perilaku) baik untuk diteladani, atau menerangkan yang jelek untuk ditinggalkan.

Tatacara ADAB SOPAN SANTUN contohnya. Dengan kesibukan generasi transisi pada kegiatan-kegiatan yang cepat dan penuh, anak-anak zaman ini tidak mudah menerimanya apalagi mengamalkannya. Tambah lagi unsur-unsur dari luar deras sekali masuk ke halaman dan rumah tangga generasi ini tanpa minta izin.

Arus informasi terasa lebih cepat daripada kesempatn ORTU untuk mentransfer nilai-nilai luhur benteng pengaruh negatif. Contoh kecil: Dulu nenek-nenek senang kasih dongeng cucu-cucu sebelum tidur, sekarang...di mana mereka-mereka itu sebelum tidur>

Jangankan mendongeng, justru cucu-cucu sekarang "ngedongengin" nenek-nenek. Salahkah ini? Tunggu dulu! (Belum tentu salah). Nenek-nenek kehabisan dongeng, cucu-cucu "ngumpulin" cerita. Tentu saja cerita jagoan-jagoan BAJA HITAM, NINJA, RAJA...khayali. Cucu bercerite nenek cepat tidur, bangun malam sholat tahajjudnya tidak bolong.

Banyak anak-anak yang tidak bisa membedakan antara sejarah dan nasehat. Antara cerita polos kosongan, sejarah jasa masa lalu dan riwayat bermakna dsb. ("boro-boro nolak sbelun nerime, bukanye nerima sbelun nolak, kaek kite ame rangtuwe kite dulu"), mereka lebih mengutamakan temuan dari luar meskipun tak meyakinkan daripada nasehat yang mungkin bagi mereka dianggap sama-sama tak meyakinkan pula.

Pertanyaan teka teki ini seperti kuis akhir-akhir ini, menjamur di mana-mana. Sedang orang tua kurang bahan kongkrit dipercaya untuk membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah.

Tambah lagi kaum intelek, celebriti, public figure sampai mas media kompak bersatu bergandengantangan dengan tokoh-tokoh menyanyikan lagu baru: karya besar komponis dunia sepanjang zaman Prof.Dr. i b l i s, Msc.. berjudul "amar munkar nahyi ma'ruf ", (jangan sewot!!...kecuali yang tidak, illa maa rohima robbii,...!)

KESINAMBUNGAN NILAI berproses secara drastis atau bertahap? Dari tradisionil ke modern, feodalis menuju liberal demokratis, kultural menjadi struktural, dengan segala implimentasinya, kemudian efeknya ke masyarakat awam atas perubahan dan saling pengaruh mempengaruhinya. Itu semua adalah fenomena sunnatullah biasa dalam kehidupan.

Dibutuhkan kecerdasan berfikir, ketepatan menganalisa, ketegaran menghadapi masalah dengan keluasan pandangan dan lain-lain bekal yang dibutuhkan.

TUNTUNAN ISLAM.

Keberhasilan semua gerakan harus dimulai, dibarengi dan dikontrol dengan KETELADANAN. Pengorbanan masa penjajahan, perjuangan kemerdekaan cukup besar, mengapa tidak menurun/terwariskan ke generasi berikutnya?

Penjajah tak rela negara jajahannya berhasil membangun negara. Maka disebarkannya penyakit-penyakit mental "untungisme" ke tengah-tengah euforia kemerdekaan. Jiwa pengorbanan melemah drastis. Mengapa?

Pengorbanan sulit terwujud bila tak ada keterpanggilan keyakinan komitmen amanah "kesatuan kata dan perbuatan". Kalau direnungkan keteladanan para pendahulu itu sendiri sudah satu pengorbanan.

Maka, sebagai pelopor mereka langsung terdepan dalam berkorban mengaktualisasi kebenaran akan ucapan dan ajarannya dengan bukti kesungguhannya. Apalagi pembuktian di saat menghadapi kesulitan atau hambatan.

Generasi ini sudah kenyang, muak dengan aksi-aksi badut penipuan meskipun berhasil di bilik-bilik diskusi, kajian, dialog, makalah dan semacamnya, MUNTABER (munafiq tapi berhasil). Korban untungisme bertambah lagi. Kasihan, mau murtad saja ribut, sibuk, ngajak-ngajak lagi! Taubat apa susahnya, dan berapa harganya sih?

Generasi Dikhotomis Thinking tidak pada tempatnya. Meletakan dikhotomi di sembarang tempat, menjadi rancu. Why not wajar-wajar saja, ke sunnatullah? Terjadinya tarik menarik antara hukum alam "sunnatullah" lawan hawa nafsu, ramai ditonton awam kosong yang belum berbekal apa-apa. Kasihan Anak Manusia! Sampai kapankah?

PENGORBANAN adalah buah moral kebesaran jiwa seseorang. Toleransi adalah pupuk kesuburan bermasyarakat yang bersumber dari pribadi-pribadi agung yang mengerti kepentingan panjang buat kemaslahatan bersama.

Tidak banyak sosok pribadi semacam itu saat-saat ini, atau mungkin banyak tapi tak dirasakan dan tak tampak. Atau tampak, dirasakan> hasilnya, tapi tak disiarkan. Toh, mereka pribadi-pribadi yang tak butuh dilihat, dirasakan, apalagi disiarkan.

Sepanjang tidak mengganggu kegiatan pembinaan ummat, tidak menyinggung prinsip-prinsip syari'ah, tidak melemahkan tegaknya lantas hilangnya moral manusia sempurna, waras...maka medan toleransi mutlak masih luas.

Indah pergaulan manusia dunia ini bila semua aktif secara konsekwen menjalankannya, di depan dan di belakang mata. Sakit dan menyakitkan bila masing-masing memaksakan (merampok) pengorbanan orang dengan alasan apapun.

Mengandalkan toleransi orang adalah watak manusia-manusia murahan. Ummat Islam dituntun dan dituntut tetap kuat toleransinya saat berkecukupan maupun berkekurangan atau pas-pasan.

"dikala kaya, tahan dirilah!
dikala faqir, tahu dirilah!!

Maka siapakah yang paling tertuduh bila tuntunan tidak menjadi kenyataan. Berkorban menjadi bid'ah, khurofaat legenda masa lalu, kebodohan dan ketololan.

Mengorbankan prinsip, moral, kebebasan liberal, plural hewani "semau gue" berkreasi, berekspresi, menjadi sunnah, anutan, Referensinya "kitab" Fath-l Jaiby karangan Hadrotus Syeikh al-IMAM 'IFRIIT al- IBLIISY, wa 'aalihi wa shohbihii, wa usuulihii, wafuruu'ihii 'ajma'iin.

Contoh kecil :

Apa hubungan Tanggal 1 Januari dengan nilai-nilai kehidupan manusia? Dengan karakter, peradaban atau moral manusia? Jarang direnungkan! Tapi selalu bercokol dalam catatan hati termasuk ummat ISLAM. Mungkinkah tanggal sakit "sariawan" atau tanggal ....nya celebriti idola; atau ada "pedhet bin sapi" lahir di luar nikah?

Demikian parahnya, dan payahnya mencari jawaban. Terputusnya akhlaq/moral akibat dari berbeloknya nilai, yang selama tigapuluh tahun lebih, sengaja didesain, diprogram dan dikerahkan pasukan pakar penghancurnya untuk melahirkan krisis kepercayaan berkepanjangan.

Habis sudah rasanya teori untuk memahamkan dan menghidupkan kembali moralitas yang paling pantas dianut generasi ini. Terlalu sempit dan pendek pola pandang korban-korban moral bejat "untungisme" zaman itu.

SALING MENDUKUNG

Untuk keluarga internal kaum muslimin lebih tepat ber "ta'aawun" dukung mendukung singkirkan iri dengki, warisan kumal. Bukan pamer jatuh menjatuhkan dengan jurus-jurus "kuno", primitifnya. Kibulisasi (penipuan) Ummat sudah tak mempan, harus dihentikan, diganti dengan keteladanan murni sebagai senjata

Gontor, Augst 05, '06

Lebih Baik membangun Supermarket Daripada Membangun Masjid

Tulisan ini sebenarnya merupakan catatan harian kecil saya ketika dulu menyelesaikan pengabdian mengajar saya di Pondok Modern Gontor 5 Darul Muttaqien di Banyuwangi. Saat itu, ketika saya melakukan perjalanan awal ke sana. Di sepanjang jalan Pasuruan-Probolinggo-Jember..berkali-kali bus yang saya tumpangi dihentikan oleh masyarakat yang meminta dana pembangunan masjid dengan dialeg Madura yang kental. Iseng-iseng saya hitung jumlah jumlah “pemberhentian” itu. Dan hasilnya?? Subhanallah…ada kurang lebih 67 titik pembangunan masjid yang meminta dana sumbangan kepada masyarakat pengguna jalan. Berarti kalau masjid-masjid itu jadi, maka akan ada 67 Masjid baru disana.Luar biasa….

Tapi melihat cara-cara mereka mencari sumbangan. Saya secara manusiawi jelas terganggu. Meskipun di kasih “embel-embel” se ikhlasnya, plus dalil janji Allah yang akan membangun rumah di Syurga bagi siapa saja yang membangun masjid di dunia ini. Tapi kalau musti terbangun dari tidur sebanyak 67 kali apa ga cape?? Dan itu terjadi setiap saya melewati jalan panjang tersebut. Alasan yang lain adalah, seberapa efektifkah pembangunan masjid itu untuk umat?? Seberapa banyak jamaah yang hadir di setiap masjid itu?? Kalau memang tidak efektif, mengapa dipaksakan untuk “mufaroqoh” dari masjid lamanya, dan ngotot bikin masjid baru??

Fikiran saya waktu itu terbang ke kampung halaman saya di Ponorogo. Dimana ada salah satu Ormas Islam di sana yang memiliki unit pengembangan ekonomi yang luar biasa. Di mulai dari pendirian unit layanan kesehatan dan pendidikan. Semenjak tahun 90-an, ormas tersebut telah mengembangkan sayap ekonominya dengan membuka sebuah BPR (konvensional) dengan modal awal Cuma sekitar 500 juta, di ambil dari penawaran saham dari anggota ormas tersebut. Sebuah cara penggalangan dana yang unik pada masa itu yang dilakukan oleh sebuah kantor cabanga Ormas Islam. Tapi hal ini memang dilakukan untuk menjaga profesioanlisme dan amanah yang coba di pupuk dalam pengembangan ekonomi Islam. Dari mulai dibangunnya kantor kecil di pinggiran kota Ponorogo. BPR tersebut terus bergerak dan menyebar, berkembang di hampir setiap kecamatan (ranting ormas) di kabupaten Ponorogo. Modalnya? Tentu saja selain penyertaan modal dari kantor lama, juga kembali penawaran saham dari anggota ormas tersebut. Dengan profesionalisme “dadakan” dengan budaya kerja local, ternyata BPR tersebut kini memiliki asset hampir 500M. Sungguh luar biasa untuk sebuah BPR local di sebuah kota kecil di Ponorogo. Bisa antum bayangkan berapa deviden yang diterima para anggota ormas yang ikut menanam saham di BPR tersebut saat ini??

Merasa sukses dengan pengembangan ekonominya. Ormas tersebut kembali melebarkan sayap bisnisnya. Kali ini melihat adanya serbuan dari retailer nasional semacam alfamart dan indomaret yang mulai masuk Ponorogo. Majlis ekonomi ormas tersebut segera berikhtiar untuk membuat swalayan mini berlebel “suryamart”. Dan kembali penggalangan dana dilakukan dengan cara yang sama, penawaran rsaham. Melihat sukses pengembangan BPR dulu, kali ini tidak terlalu sulit bagi ormas tersebut menggalang dana dari anggotanya. Dengan penananganan yang hati-hati dan amanah, dalam 10 tahun perkembangannya, sudah ada sekitar 15 cabang swalayan “suryamart” yang hadir disetiap kecamatan di Ponorogo. Bahkan saat ini, pusat perkulakan barang di Ponorogo berhasil dikuasai 40% oleh “suryamart”. Betul-betul prestasi yang membuat Chinese di ponorogo berang bukan kepalang.

Dan untuk lebih menguatkan kembali penetrasi pasar dan dakwah, ormas itu kini mengembangan jaringan informasi melalui stasiun Radio local yang manyuarakan dakwah dan sekaligus marketing dari unit usaha yang mereka miliki. Tidak mau uangnya menguap begitu saja, maka semua keuangan di semua unit bisnis nya di invest-kan di BPR. Timbal baliknya, BPR mengeluarkan semacam kartu debet yang bisa digunakan untuk berbelanja di suryamart, maupun berobat di RSI yang mereka kelola. Sebuah upaya pengamanan asset dan loyalitas customer yang jitu. Dan hasil dari optimalisasi dana umat itu, ormas tersebut bisa membiayai puluhan lembaga pendidikan mereka dan guru-gurunya, membangun masjid yang megah dengan segala fasilitas perpustakaan tanpa harus “mengemis” di pinggir jalan mencegat kendaraan seperti di cerita awal. Membina dan mengasuh puluhan anak yatim piatu dalam panti asuhan yang tersebar di penjuru kabupaten. Dan tanpa di sadari, segenap anggota ormas yang memiliki saham di situ, telah ikut serta beramal infaq, tanpa harus “dipaksa”, dan mereka juga mendapatakan deviden dunia, dan “deviden” akhirat dengan ikhlas.

Dari sekelumit cerita diatas, tidak salah dong kalau judul artikel ini saya angkat?? Bukankan memang lebih bagus “patungan” membangun supermarket yang produktif, sehingga hasilnya bisa untuk membangun masjid?? Daripada patungan membangun masjid, yang setelah beridir megah, ternyata jamaahnya tidak lebih dari 2 shaf?? Butuh jalan panjang memang untuk menyadarkan umat akan hal ini. Selain tingkat ke-amanahan umat yang masih belum 100% bisa dipercaya. Umat juga masih ter mind set bahwa amal jariyah itu hanya untuk infrastuktur peribadatan. Selain itu, “kualitas” jariyahnya adalah “need improvement”. Padahal kalau kita lihat, amal jariyah adalah amal yang selalu bisa kita rasakan pahalanya selama orang lain memanfaatkan infrasturktur itu. Semakin banyak yang memanfaatkan, semakin banyak amal Jariyah kita. Maka secara agak kasar saya katakan, “Orang yang menyumbang pembangunan WC Umum itu bisa jadi amal jariyahnya lebih banyak dari orang yang menyumbang masjid.” Dilihat dari asas manfaatnya tentunya.

Kenapa?? Karena bisa jadi “pengunjung” WC Umum itu lebih banyak daripada jamaah masjid yang hanya ramai 5 kali sehari. Dan bisa jadi tidak semua jamaah itu berpahala, karena mungkin ada yang niatnya sholat bukan karena Allah?? Tapi di WC Umum?? Saya kira, Insya Allah niat para “pengunjungnya” ikhlas untuk ber-istinja dari najis. Jadi bisa jadi pahala jariyah nya lebih banyak kan??

Ada satu ungkapan bagus dari budaywan Emha Ainun Najib :

“Saya benci pengemis dan peminta-minta itu. Karena gara-gara dia, saya memberi sedekah karena kasihan, bukan karena Allah”

Wallahu a’lam….

Jangan Pernah terlena

Berpuluh-puluh tahun, masyarakat dunia di cekoki oleh propaganda Israel yang di sebut memiliki tentara terhebat didunia. Persenjataan canggih dan pendiikan kemiliteran yang lansung diperoleh dari Uwak Sam (US) plus kucuran dana segar sepanjang tahun dari segenap yahudian zion di seluruh dunia. Menjadikan mereka bukan hanya besar kepala, namun juga terlena. Mereka merasa sudah mengusai jajaran pasukan elit dunia. Apalagi ditambah “pelajaran sejarah” di sekolah-sekolah mereka yang selalu mengingatkan akan keberhasilan Brigade Golani,pasukan elit angkatan darat Israel yang demikian sempurna “menaklukkkan” palesina sekaligus Negara-negara arab hanya dalam waktu 6 hari alias seminggu hari kerja kita. Dari senin samapi sabtu. Dengan kerugian 400 pesawat milik syuria dan mesir hancur, dan Israel hanya kehilangan 40 pesawat saja. Dan yang lebih menghebohkan lagi. Pesawat –pesawat milik bangsa Arab itu hancur di landasan. Jadi telak-lah kemenangan tntara zionis itu.

Bangsa Arab tertampar. Dunia Islam malu luar Biasa. Bagaimana singa-singa padang pasir itu babak belur dihajar oleh Negara yang dipeta sekalipun belum ada bentuknya. Dan kenangan itu senantiasa terukir dalam benak serdadu Negara zionis itu. Di tambah saat ini, betapa kecanggihan senjata mereka betul-betul “kelewatan”. Bahkan ada selentingan kabar, kalau Israel dengan segala kekuatan dan kecanggihan yang mereka miliki, bisa menguasai Indonesia hanya dalam waktu 15 hari saja. (Ini versi salah seorang petinggi angkatan darat kita loh) Maka lihatlah betapa jumawa-nya mereka. Tak ada satupun Negara yang –jangankan konfrontasi- mencela mereka secara resmi dalam bentuk celaan yang sebenar-benarnya pun tidak ada yang berani, kehebatan mereka itu. Kecuali palestina tentunya. Tak ada tandingan?? Tunggu dulu….

D ua tahun lalu. Ingatan kita justru seakan lupa oleh sejarah besar yang diciptakan oleh sekelompok kecil serdadu gerilya dari pinggiran libanon. Yup, gerilyawan Hizbullah yang memang selama ini dianggap kerikil kecil oelh Israel ini, ternyata bukan saja mampu membuat kaki itu lecet. Tapi juga nyaris lumpuh. Sehingga bahkan sang Jendral, Dan Halutz pun rela mundur karna malu. Dahsyat-kah persenjataan mereka?? Secara kualitas iya.. Beberapa Rudal mereka bahkan tak terditeksi jenisnya, tapi mampu menembus tebalnya dinding “MERKAVA”, tank andalan Israel. Tapi dibanding kekuatan Israel, tentu kualitas itu tak sebanding apa-apa. Dari kwantitas?? Pasukan Hizbullah hanya punya 6000 pasukan regular terlatih, dan 10.000 lainnya sukarelawan. Bandingkan dengan Israel yang punya 28.000 pasukan cadangan (semacam kostrad di Indonesia) dan hampir 2 juta pasukan regular dari tiga angkatan. Hampir sebanding dengan jumlah total pasukan TNI yang melindungi Negara yang luasnya hampir 25 kali lipat Negara yahudi itu. Hanya itu?? Tentu tidak. Petinggi Negara Yahudi itu tingal merengek kepada sang “Polisi dunia”. Maka dukungan tak-tik, persenjataan, dana dan propaganda mediapun akan meluncur deras kepada mereka. Hizbullah?? Mereka hanya mengandalakan dukungan dari simpatian syiah dari seluruh dunia. Dan juga dua media local, radio dan televisi al-manar.

Lalu bagaimana hasil akhir perang 40 hari itu?? Israel kalah telak. Maksud hati hendak memaksa Hizbullah membebaskan dua serdadu mereka yang ditawan. Al-hasil Israel kehilangan hampir 600 tentara dan 3 jenderal di pertempuran tidak seimbang itu. Yang lebih memalukan lagi, mereka tidak bisa lagi bermain propaganda dan menutupi kehancuran artileri mereka, termasuk sebuah kapal perang tercanggih yang ternyata mampu di bobol rudal katyusya milik Hizbullah. Apa yang menyebabkan tak tertandingi??

Kehendak Allah tentu adalah jawaban pertama. Tapi analisa militer menjawab lebih detail lagi. Apakah itu?? TERLENA..Ya mereka terlena oleh kenangan manis masa lalu dimana mereka bisa “menundukkan” liga Arab hanya dalam waktu 6 hari. Bertahun-tahun mereka dilenakan oleh kenangan manis itu. Bahkan begitu terlenanya, mereka bahkan sesumbar akan menguasai semenanjung Sinai tahun ini. Mereka lupa, bahwa kehebatan tentara Israel masa lalu adalah karena mereka adalah alumni perang dunia ke dua yang begitu dahsyat. Ditempa oleh ganasnya petempuran dan mental baja.Berpindah dari satu pertempuran ke petempuran yang lain. Dari satu strategy ke strategy yang lain.Lawannya- pun tidak main-main, serdadu NAZI Jerman yang terkenal kejam, dan pasukan hara-kiri Jepang menjadi “lawan latih” mereka. Jelas membuat serdadu Israel waktu itu adalah “kopassus” kelas satu dengan dukungan infrastruktur terdahsyat. Tentu saja hasilnya sangat signifikan. Bukit Golani yang merupakan benteng terkuat milik suriah berhasil dikuasai total. Sehingga Golani di jadikan salah satu nama Garda pertahanan elit angkatan darat mereka, Brigade Golani.

Kemenangan gemilang itulah yang membuat mereka lupa daratan. Maka setiap kali ada Negara yang mencoba “mengganggunya”,maka Israel cukup memutar kembali kenangan manis mereka itu, tak perlu menyerang. Propaganda lewat media sudah cukup mengenai persenjataan mereka sudah cukup membuat musuh-musuh mereka “ngeper”. Kalau musuhnya masih “ngeyel” , ya tinggal merengek aja sama Amrika ato PBB, maka Negara-negara pengganggu itu harus siap menerima sangsi dan ultimatum, atau paling tidak masuk dalam daftar Negara teroris yang siap digempur habis. Begitu kuatnya diplomasi dan loby yahudi di PBB membuat serdadu mereka seperti “istirahat ditempat”. Mereka tidak lagi pernah berlatih untuk menghadapai pertempuran sesungguhnya. Pasukan elit Brigade Golani-pun, yang didukung senjata canggih hanya berlatih melawan anak-anak kecil di Gaza yang bersenajatakan Batu dan petasan. Bayangkan, bertahun-tahun pasukan elit angkatan darat negeri zionis itu latihan rutin dengan anak-anak kecil dan orang tua. Persis kaya SATPOL PP latihan penggusuran. Senjata mereka-pun tak kalah “aneh” menggunakannya. Bahkan helicopter sekelas APACHE dengan rudal pembunuh kelas satu itu, digunakan hanya untuk menewaskan seorang pria tua diatas kursi roda. Senjata-senjata canggih mereka yang lain, cukup diisi peluru karet lalu di tembakkan membabi buta di sekitar al-Quds, dan ketika kaum muslimin tidak bisa sholat Jumat disana, maka itulah kemenangan bagi serdadu “istirahat “ itu.

Maka ketika mereka memasuki pertempuran yang sesunnguhnya, mereka tak Cuma kalang kabut. Tapi juga ketakutan luar biasa. Dalam sebuah situs internent disebutkan, bahkan ketika ada salah satu tersedu-sedu karena ketakutan.Kematian ibarat momok yang menghantui mereka. Mereka juga sangat terkejut . Bagimana ketika mereka tidak lagi menemui batu beterbangan kearah mereka, tapi adalah roket dan geranat, bahkan rudal yang siap merobek mereka.Bagaimana diplomasi mereka menjadi boomerang ketika amerika yang mencoba membela mereka, justru dikecam oleh masyarakatnya sendiri yang sudah terlalu lelah dengan ulah koboy-koboy pentagon itu. Mereka juga terlena karena mampu menguasai media massa dunia yang menguatkan propaganda mereka. Bahwa ternyata al-jazeera dan televise milik Hizbullah Al-Manar mampu melakukan tusukan publikasi, baik dari korban “salah sasaran” mereka, atau bahkan berita tentang keberhasilan Hizbullah mendaratkan Rudal mereka secara tepat. Israel di hujat. Hizbullah di puja-puja. Harga diri bangsa Arab naik tinggi. Dan kini umat Islam terbuka, bahwa Israel bisa dikalahkan, bisa dipermalukan, bisa di hancurkan. Kalau dulu mereka perkasa menundukkan palestian dan perbatasn syuria dan mesir dalam waktu 6 hari, saat ini setelah bertempur selama 40 hari, tidak satu desa-pun mereka kuasai dari tangan Hizbullah. Maka pantas kalau panglima angkatan perang mereka mengundurkan diri. Sangat pantas……

Terlena…Ya terlena oleh masa lalu..terlena oleh kemengan, adalah bahaya laten setiap diri kita. Secara organisasi maupun pribadi. Israel kalah karena terlena, Dinasty Usmaniyah kalah kalah terlena. Baghdad tumbang oleh Jengish Khan karena terlena. Majapahit runtuh karena terlena. Orde baru runtuh juga karena terlena. Merasa nyaman, merasa aman, merasa sudah sukses, merasa mampu, merasa pandai, merasa hebat, tanpa saingan, tanpa halangan. Ibarat monyet yang diayun-ayun. Ketika tertidur, mudah saja untuk meruntuhkannya.Ibarat anak kecil yang selalu membawa selimut kumal kesayangan untuk tidur, bahkan di cuci-pun dia tak mau.Maka penyakit pun akan mudah menyentuhnya.

Sejarah adalah pelecut untuk membuat sejarah baru yang lebih baik lagi. Kita harus berfikir, bukan bagaimana mengulang sejarah keemasan Islam masa lalu. Tapi harus berfikir, bagaimana menciptakan kemenangan Islam masa lalu. Tapi banggalah, kalau kita sudah menciptakan kemenangan saat ini. Hari ini. Detik ini.Dan mewariskan kemenangan itu untuk generasi mendatang. Sebagaimana pepatah Arab :
“Inamal mar’u haditsun ba’dahu…Fa kun haditsan hasanan liman wa’aa”
(Sesunggunya Manusia itu menjadi kabar bagi generasi sesudahnya…Maka Jadilah kabar yang baik bagi orang-orang yang menyadarinya).

Jangan Terlena….The Sky has no limit…

Rabbi Zidnaa ilman war zuqnaa fahman…
 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies