WEB BLOG
this site the web

Mencari Figur Bocah Angon

Ilir-ilir...ilir-ilir... Tandure wus sumilir Tak Ijo royo-royo Tak Sengguh Penganten Anyar

Bocah-angon...bocah Angon.... Penenkno Belimbing Kuwi Lunyu-lunyu Penekno Kanggo Masuh dodot iro

Dodot iro...dodot iro Kumitir Bedahing Pinggir Domdomono Jlumatono kanggo sebo mengko sore

Mumpung Padang Rembulane Mumpung Jmebar kalangane Do Surako...Sirak Hiyo...

Ya..Itulah bait-bait dari tembang dolanan anak-anak yang secara sangat kreatif dan visioner di gagas dan dirumuskan oleh kanjeng sunan ampel, berdua dengan kanjeng sunan kali Jaga.Sebuah nasehat bagus yang dikemas menarik sebagai lagu permainan anak-anak. Memang, setting waktu ketika dilahirkannya lagu ini adalah jaman majapahit.Tapi saya fikir, kok sepertinya pantas untuk menjadi bahan renungan para pemimpin kita yang sekarang sedang eker-ekeran kamapnye ini.

Ilir-ilir, Ilir-ilir, tandure (hu)wus sumilir (BI) Bangunlah, bangunlah, tanamannya telah bersemi Kanjeng Sunan mengingatkan agar orang-orang Islam segera bangun dan bergerak. Karena saatnya telah tiba. Karena bagaikan tanaman yang telah siap dipanen, demikian pula rakyat di Jawa saat itu (setelah kejatuhan Majapahit) telah siap menerima petunjuk dan ajaran Islam dari para wali.

Tak ijo royo-royo, tak sengguh temanten anyar (BI) Bagaikan warna hijau yang menyejukkan, bagaikan sepasang pengantin baru Hijau adalah warna kejayaan Islam, dan agama Islam disini digambarkan seperti pengantin baru yang menarik hati siapapun yang melihatnya dan membawa kebahagiaan bagi orang-orang sekitarnya.

Cah angon, cah angon, penek(e)na blimbing kuwi (BI) Anak gembala, anak gembala, tolong panjatkan pohon belimbing itu. Yang disebut anak gembala disini adalah para pemimpin. Dan belimbing adalah buah bersegi lima, yang merupakan simbol dari lima rukun islam dan sholat lima waktu. Jadi para pemimpin diperintahkan oleh Sunan Kalijaga untuk memberi contoh kepada rakyatnya dengan menjalankan ajaran Islam secara benar. Yaitu dengan menjalankan lima rukun Islam dan sholat lima waktu.

Lunyu-lunyu penek(e)na kanggo mbasuh dodot (s)ira (BI) Biarpun licin, tetaplah memanjatnya, untuk mencuci kain dodot mu. Dodot adalah sejenis kain kebesaran orang Jawa yang hanya digunakan pada upacara-upacara atau saat-saat penting. Dan buah belimbing pada jaman dahulu, karena kandungan asamnya sering digunakan sebagai pencuci kain, terutama untuk merawat kain batik supaya tetap awet.

Dengan kalimat ini Sunan Kalijaga memerintahkan orang Islam untuk tetap berusaha menjalankan lima rukun Islam dan sholat lima waktu walaupun banyak rintangannya (licin jalannya). Semuanya itu diperlukan untuk menjaga kehidupan beragama mereka. Karena menurut orang Jawa, agama itu seperti pakaian bagi jiwanya. Walaupun bukan sembarang pakaian biasa.

Dodot (s)ira, dodot (s)ira kumitir bedah ing pingggir Kain dodotmu, kain dodotmu, telah rusak dan robek Saat itu kemerosotan moral telah menyebabkan banyak orang meninggalkan ajaran agama mereka sehingga kehidupan beragama mereka digambarkan seperti pakaian yang telah rusak dan robek.

Dondomana, jlumatana, kanggo seba mengko sore (BI) Jahitlah, tisiklah untuk menghadap (Gustimu) nanti sore Seba artinya menghadap orang yang berkuasa (raja/gusti), oleh karena itu disebut 'paseban' yaitu tempat menghadap raja. Di sini Sunan Kalijaga memerintahkan agar orang Jawa memperbaiki kehidupan beragamanya yang telah rusak tadi dengan cara menjalankan ajaran agama Islam secara benar, untuk bekal menghadap Allah SWT di hari nanti.

Mumpung gedhe rembulane, mumpun jembar kalangane (BI) Selagi rembulan masih purnama, selagi tempat masih luas dan lapang Selagi masih banyak waktu, selagi masih lapang kesempatan, perbaikilah kehidupan beragamamu.

Ya suraka, surak hiya (BI) Ya, bersoraklah, berteriak-lah IYA Disaatnya nanti datang panggilan dari Yang Maha Kuasa nanti, sepatutnya bagi mereka yang telah menjaga kehidupan beragama-nya dengan baik untuk menjawabnya dengan gembira.

Kalau menilik penjelasan diatas, ternyata yang dibutuhkan bangsa ini bukanlah presiden, jenderal, atau bahkan Raja. Yang dibutuhkan ternyata "hanya" seorang bocah angon (anak gembala). Kenapa memilih figur anak gembala??

Mari coba kita lihat anak gembala itu. Bahwa ternyata, seorang anak gembala itu memiliki daya asuh yang sangat luar biasa.Bahkan Rasulullah pun "dilatih" oleh Allah sebagai penggembala kambing sebelum "menggembala umat ini.Daya "angon" alias menggembala inilah yang jarang dimiliki pemimpin kita.

Lihatlah Bocah angon itu.Betapa dia sabar menyikapi setiap tingkah polah ternaknya.Tanpa mengeluh, tanpa menggerutu.Dia rela bangun pagi, pulang senja untuk menemani ternaknya.Dan yang paling dahsyat dari seorang penggembala adalah : Dia rela kepanasan, berpeluh keringat untuk mencari makanan bagi ternaknya.Dia begitu serius mencari setiap padang rumput yang ada untuk kemakmuran ternaknya.Kalau tempatnya sulit, dia tak segan2 untuk mengumpulkan rumput2 itu dengan sabitnya, lalu menggotongnya kepada ternaknya.Dan dia melakukan itu, tanpa sedikitpun terfikir untuk sekedar "mencicipi" makanan ternaknya tersebut.Meski dia sudah susah payah mencarinya.Jangankan korupsi rumput satu keranjang, bahakan satu helaipun tidak.Semua yang dia usahakan dengan susuah payah dia berikan utuh untuk ternaknya.

Kenapa dia bisa begitu? Karena dia tahu, rumput itu bukan haknya. Dan tidak ada keuntungan yang bisa dia ambil dari ternaknya. Bahwa nanti ketika senja datang, dan ternaknya pulang dengan kenyang. Maka saat itulah dia mendapat upah dari sanag pemilik ternak. Apalagi dia tahu, pemilik ternaknya bisa memperkirakan berapa gaji yang pantas dia terima atas jerih payahnya.....

Nah, saudaraku...

Adakah kita memiliki pemimpin dengan "daya angon" sehebat itu? Yang rela berpeluh keringat tanpa meminta sedikitpun imbalan dari kita sebagai rakyatnya?? Karena dia faham, ada "pemilik" umat ini yang senantiasa terjaga. Yang tak pernah lena, untuk menilai, sejauh mana kita diperlakukan oleh "penggembala" kita. Dan yang naha mambalas dengan berlipat ganda, akan apa saja yang sudah dikakukan oleh para "penggembala" kita.

Kita sedang menunggu..Dan sedang menentukan...Apakah lima tahun ke depan, kita akan di pimpin oleh Jenderal, diktator, suadagar, kyai, atau seorang "Bocah angon".....

0 komentar:

Posting Komentar

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies