WEB BLOG
this site the web

Taqdir Itu Pilihan

Beberapa hari yang lalu saya menerima sms dari pak Syifa (GM Mozaik) yang pada akhir pesannya ditulis "kita memang ditaqdirkan untuk besar"

Mungkin diantara antum ada yang bertanya, kok sepertinya pak Syifa "mendahului" ketentuan Allah ya, darimana beliau tahu bahwa mozaik di taqdirkan untuk besar?? Padahal taqdir adalah rahasia Allah??

Sobat pejuang sekalian...

Kata "taqdir" diambil dari akar "qaddara-yuqoddiru" yang berarti "menetapkan ukuran". Antum bisa baca di surat yaasiin yang disebutkan bahwa Allah "menetapakan ukuran" waktu edar bagi matahari dan bulan dalam sebuah ketetntuan yang jelas, sehingga tidak mungkin matahari "mendahului" rembulan. Dan tidaklah mungkin siang mendahului malam.

Dari contoh diatas, sedikit banyak tentu kita mengerti, bahwa taqdir Allah memang tidak bisa dirubah. Ketentuan Allah itu bersifat mutlak dalam ukuran dan ketetapan yang pasti.Sebab sedikit saja ketetapan itu berubah, maka keseimabngan di alam semesta ini akan terganggu. Cobalah lihat kondisi bumi kita saat ini. Sedikit saja lapisan ozon ditas sana "menyalahi" taqdir atau ktetapan Allah, maka akibatnya mulai kita rasaakn saat ini. Dari mulai pemanasan global hingga perubahan iklim.

Lalu kalau taqdir Allah itu bersifat tetap, lalu buat apa kita berusaha untuk memeperbaiki nasib kita?? Toh ketentuan itu tidak bisa dirubah??

Saudaraku seperjuangan...

Taqdir Allah memang tidak bisa berubah, tapi Allah memberikan kita pilihan untuk menentukan, taqdir Allah manakah yang akan kita tempuh?? Taqdir kepada kesuksesan atau kebinasaan??

Khalifah Umar ibn Khattab pernah suatu kali handak pergi ke suatu daerah. Dimana perjalanan tersebut melewati suatu desa yang penduduknya tengah terserang suatu wabah penyakit.Akhirnya Umar memutuskan untuk merubah rite perjalannany menghindari desa tersebut.Hal itu sempat diprotes oleh sahabat yang lain...

"Wahai amiirul Mu'minin, apakah anda akan menghindar dari taqdir Allah atas dirimu?"

"Aku menghindar dari taqdir Allah satu dan memilih taqdir Allah yang lain" Jawab sang khalifah

Nah, sobat pejuang. Kita memang tidak bisa merubah taqdir Allah.Tapi kita bisa memilihnya.Antum tentu sering mendengar istilah "ikhtiyar" bukan? Biasanya hal ini dimaknai dengan "berusaha". Padahal ma'na asli dari kata "ikhtiyar" adalah "memilih" dari asal kata "ikhtaara-yakhtaaru". Yang kalau kita ambil akar katanya lagi akan menemukan kata "khayr" yang berarti "kebaikan".Ini mengartikan bahwa "ikhtiyar" bemakna "memilih yang baik" dan bukan sekedar berusaha. Karena bersaha untuk sebuah keburukan atau kedzalima, bukanlah bisa disebut sebagai ikhtiyar.

Jadi betulkah lembaga kita ditaqdirkan untuk besar?? Tentu saja sobat, sebagaimana lembaga kita juga di Taqdirkan untuk kalah dan bangkrut. Tinggal kita yang ber "ikhtiyar", taqdir manakah yang akan kita pilih...Taqdir memang "kejam" kata Desi Ratnasari dulu, tapi lebih kejam lagi kalau kita menjerumuskan lembaga milik umat ini kedalam taqdir yang "kejam" itu, dan bukan menjaganya menuju taqdir yang adil, sejahtera, terbesar, terbaik, dan terpercaya...

Rabbi zibnaa ilman warzuqnaa fahman...
Amein...

0 komentar:

Posting Komentar

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies