WEB BLOG
this site the web

Berapa Lama Lagi ya....

Pengalaman terkadang dapat menjadi pembentuk karakter dan penentu masa depan. Itu tampaknya yang menjadi hikmah dari kejadian yang saya temui.

Malam itu, selepas qiyamul lail di pesantren. Ust kami sedikit bercerita mengenai kandungan kitab "Ar-Ruh", hasil karya ibn qoyyim al-jauziyyah.Sesaat beliau menerangkan bahwa ruh orang-orang yang soleh memang bisa datang lewat mimpi, untuk memberi peringatan atau tamsil yang baik bagi orang-orang tertentu yang dikehendaki oleh Allah

Seorang kawan saya yang memiliki kegemaran berkelana menapaktilasi jejak-jejak para ulama sempat menceritakan pengalamannya pada saya yang kala itu masih berusia remaja. Pengalaman sahabat saya yang saat itu sedang hiking ke gunung Gede Pangrango adalah bermimpi. Meski berbau mistis namun entah mengapa hikmahnya begitu melekat di relung hati dan pikiran saya.

Dalam mimpi itu kawan saya dibawa oleh seorang tua melihat sebuah kebun buah-buahan yang setiap pohonnya bisa bicara untuk menawarkan buah yang tumbuh di dirinya sembari menjelek-jelekan buah yang tumbuh di pohon lain.

"Petik buah saya saja, yang ini sudah mateng dan dijamin manis dan enak". Atau kalimat, "jangan ambil buah dari pohon itu, belum mateng, sudah busuk pula'. Bersahut-sahutan menggoda kawan saya untuk memetik buah di pohonnya.

Sebelum terbersit pemikiran untuk memetik Pak Tua itu menyuruh kawan saya untuk melanjutkan perjalannnya menuju sebuah puncak gunung. Tidak jauh kemudian kawan saya terkaget setengah mati ketika menjumpai seekor binatang berbadan babi namun memiliki kepala dan ekor seperti kambing.

Pak Tua itu dengan tatapan bijak menenangkan kawan saya, dan terus mengajaknya hingga menemukan dua buah kolam besar yang menghimpit sebuah kolam kecil di tengah-tengahnya. Kolam kecil itu kondisinya kering tak berair. Sementara dua kolam besar di kedua sisinya penuh dengan air yang saling membagi air dan ikan.

Belum sempat kawan saya bertanya ia sudah diajak untuk meninggalkan tempat itu. Di depan kemudian terdapat sungai yang terlihat sangat dalam dan arus yang deras.

Tetapi, di seberang terlihat bangunan yang begitu megah dan luas.

Lamat terdengar suara sedang mengaji. Ketika teman saya memicingkan matanya terlihat anak-anak sedang duduk melingkar di sebuah surau. Lainnya sedang berlari, bermain, berkumpul penuh nafas persaudaraan. Pak Tua itu lalu menceritakan bahwa itu adalah pesantren beliau.

Lagi-lagi ketika teman saya ingin bertanya beliau melarang dan akan menjelaskan semuanya begitu mereka tiba di pesantren. Beliau lalu mengajak teman saya untuk menceburkan diri ke sungai yang terlihat dalam dan deras arusnya itu.

"Eh, Pak, tidak ah. Saya belum mau mati, biar saya lewat situ aja", ujar teman saya sembari tangannya menunjuk ke sebelah kiri ke arah jembatan. Tapi, beliau malah menarik tangan teman saya.

"Jangan, Mas, situ kelihatannya ada jembatan, tapi di seberang jembatan itu langsung hutan dan gelap. Trus ga ada jalan lagi, bahaya," imbuhnya.

Byuur. Teman saya hanya bisa berdoa ketika Pak Tua itu menariknya masuk ke sungai. Namun, ternyata sungai itu hanya semata kaki dalamnya. Bahkan, airnya sangat sejuk.

Rasa penasaran semakin menggelayuti hati teman saya. Orang itu lalu mengajak teman saya masuk ke sebuah ruangan khusus yang cukup luas dan megah dengan banyak lemari-lemari buku yang besar berisikan kitab-kitab yang bertuliskan tulisan Arab, Inggris, Indonesia, bahkan ada beberapa bertuliskan dengan tulisan-tulisan kanji dan Rusia.

Belum puas teman saya melihat-lihat isi ruangan ia sudah keburu diajak duduk bersila berhadap-hadapan. Sambil diam keheran-heranan ia mendengarkan cerita Pak Tua tersebut. Beliau menceritakan makna satu per satu peristiwa tadi.

Kata beliau pertama apa yang teman saya lihat tentang kebun buah-buahan tadi bahwa saat di akhir zaman itu manusia akan berkelompok-kelompok dan masing-masing akan mempromosikan bahwa dirinya dan kelompoknyalah yang paling baik dan bermanfaat bagi orang lain sembari menjelek-jelekkan orang lain dan kelompok-kelompok lainnya.

Lalu tentang binatang aneh itu secara sederhana beliau menjelaskan bahwa saat di akhir zaman sesuatu yang halal dan yang haram akan seperti menyatu dan akan sangat sulit untuk dibedakan. Lalu, beliau meneruskan penjelasannya mengenai kolam yang saya lihat itu pertanda akan saat di akhir zaman itu orang-orang yang kaya akan saling bantu membantu untuk memperkaya diri. Sementara saudara terdekatnya tidak akan terbantu karena sangat miskin dan tidak bisa memberikan dukungan nyata bagi si orang kaya itu.

Beliau meneruskan tentang sungai yang terlihat sangat dalam dan deras itu juga jembatan di pinggir hutan. Bahwa di saat akhir zaman setiap jalan yang sebenarnya lurus sesuai petunjuk agama dan terang terlihat kebahagian di depannya akan ada halangan-halangan yang terlihat seperti membahayakan. Tetapi, sebenarnya tidak. Justru jalan yang menyesatkan dan mengantarkan kepada kegelapaan akan terlihat mudah dan menyelamatkan. Dan, begitulah kira-kira ilustrasi kondisi manusia di akhir zaman....Jelas sang Guru dalam mimpi teman saya tersebut.

Allahuma Ya Allah...betapa saat itu telah dekat....

Allahumma akhtimnaa min hadzhi dunya bi husnil khatimah wa laa takhtimnaa minhaa illa bi husnil khatimah...amien...

0 komentar:

Posting Komentar

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies