WEB BLOG
this site the web

Bahkan Mereka-Pun Masuk Syurga

Dalam sebuah Riwayat disebutkan. Bahwa kelak di yaumil hisab, manusia dan jin akan di hisab menjadi dua golongan, yaitu ahli syurga dan ahli neraka. Sedangkan makhluk Alllah yang lain, seperti binatang dan tumbuhan akan dikembalikan kepada asal mereka.

Akan tetapi, ada beberapa hewan yang mendapat karunia Allah untuk menikmati syurga-Nya. Diantara hewan yang mendapat rahmat Allah itu ialah :
- Untanya nabi Saleh
- Semutnya Nabi Sulaiman
- Burung Hud-hud,
-Ikan paus yang “menyimpan” nabi Yunus dalam perutnya
- Anjing ashabul kahfi,
-Kambing kurban “pengganti nabi Ismail
- Anak sapinya Nabi Ibrahim,
-Sapi nabi Musa
- Keledai nabi Uzair,
-dan al-qashwa, unta baginda Rasulullah SAW.

Mengapa Allah memberikan kemurahan kepada hewan-hewan tersebut untuk menjadi penghuni Syurga-Nya?? Jawaban yang paling tepat tentu hanya Allah yang tahu. Tapi kalu kita sedikit merenung. Bahwa hewan-hewan tersebut adalah contoh bagi kita bahwa mereka juga makhluk Allah yang sepenuh hati menemani para kekasih Allah di jalan dakwah.

Kita lihat bagaimana unta nabi soleh yang keluar dari batu, membantu nabi soleh dengan izin Allah untuk memberikan air susunya kepada umat nabi soleh tanpa henti. Namun akhirnya diapun terbunuh oleh kaum nabi saleh sehingga mengundang murka Allah. Atau bagaimana raja koloni semut yang kisahnya diceritakan dalam Al-Quran ketika dia dengan begitu amanh, memberi peringatan kepada “kaumnya” agar berhati-hati menghindari pijakan kaki pasukan nabi sulaiman. Sungguh sebuah contoh pemimpin yang amanah. Demikian juga Hud-Hud yang bertugas sebagai “delegasi” penyampai surat dakwah sekaligus tugas spionase bagi kerajaan Ratu Balqis di saba. Dan tentu saja bagaimana heroiknya kisah perjuangan anjing ashabul kahfi, Keledai nabi uzair yang dihidupka kembali oleh Allah menjawab keragguan tuannya akan kemampuan Allah menghidupka yang sudah mati, dan Unta Rasulullah yang menjadi “rantis” (kendaraan taktis) baginda Rasul disetiap pertempuran dengan resiko kehilangan nyawanya.

Atau juga bagaiman amanahnya si ikan paus yang begitu sabar “berpuasa” untuk tidak mencerna Nabi Yunus dalam lambungnya berhari-hari. Subhanallah, berhari-hari tanpa mengeluh sama sekali. Padahal dia harus senantiasa bergerak naik turun lautan dengan segenap tenaganya yang luar bisa, karena dia bernafas dengan paru-paru, yang tentu membutuhkan energi yang tidak sedikit. Kita mungkin kalah dengan si ikan paus ini, mengingat kita kadang mengeluh capek di awal Ramadhan lalu padahal baru sehari.

Sobat pejuang yang dirahmati Allah

Kalau hewan saja dengan ketulusan niatnya untuk membantu Agama Allah dijamin syurga oleh-Nya, bagaimana dengan kita manusia, yang merupakan sebaik-baik ciptaan?? Maka sungguh jalan untuk mencapai syurga itu jauh lebih lapang dan mudah dibanding dengan hewan-hewan itu. Coba kita bayangkan. Segenap perintah Allah yang berhubungan dengan ibadah untuk menebus surganya, semuanya bernilai “murah”. Sholat tidak perlu modal, puasa ga perlu modal, zakat dan haji hanya bagi yang mampu, senyum dan memeprgauli Istri aja dianggap sodaqoh, mengucap salam juga ga modal, murah meriah dan dibalas berlipat ganda oleh Allah. Bandingkan dengan semua hal yang dilarang oleh Allah. Mau judi butuh modal besar, mao zina butuh dompet tebal, mau mencuri, merampok, membunuh orang perlu nyali dan modal yang juga tidak sedikit, mau ngomongin orang butuh modal juga biarpun Cuma secangkir kopi untuk teman ngerumpi, dan banyak lagi yang lain dengan tingkat kesulitan tinggi. Tapi anehnya kuantitas kita untuk mengerjakan “yang tanpa modal” itu kok terkadang belum sebanyak “yang bermodal besar” ya??

Sobat pejuang yang dirahmati Allah

Puasa mengajarkan kepada kita bahwa kalau kita niatkan betul-betul. Ternyata ga susah kok meninggalkan yang dilarang oleh Allah. Karena jangankan yang haram. Makan nasi goreng, minum es degan, bakso, siomay, es cendol, dan lain-lain yang halal-pun, ketika siang hari kita dilarang, ternyata kita bisa kok mengerjakannya. Memang sih kesannya agak dipaksa. Tapi bukankah lebih baik masuk syurga dengan terpaksa daripada masuk neraka dengan kemauan sendiri??

Allah sudah memberi kita ladang dakwah yang terbuka lebar. Allah juga memberi kita infrastruktur dakwah yang memadai. Dari mulai lingkungan kerja, keluarga, sampai rekan-kerja yang bisa saling mengingatkan dalam kebaikan dan dakwah. Sungguh jauh lebih mudah untuk merengkuh syurganya dibanding dengan apa yang dialami oleh hewan-hewan pilihan diatas. Sungguh merugi kalau kita justru hanya menjadi penoton kelak di yaumil hisab menyaksikan ”mereka” di persilahkan menuju taman firdaus. Sebagaiman yang dikatakan oleh sayyidina Ali karomallahu wajhahu, yang kurang lebihnya berbunyi : ”Sungguh aku heran kalau melihat ada Muslim yang gagal ke syurga. Padahal Rahmat Allah begitu melimpah, sedikit kebaikan pun akan dibalas berlipat ganda,bahkan niat baik pun bernilai ibadah . Dan aku juga heran melihat ada muslim yang masuk neraka, sedangkan ampunan Allah begitu luas. Bahkan niat burukpun belum dianggap dosa sebelum dia mengerjakannya, dan itupun dibalas setimpal dan tidak berlipat ganda.” Semoga Allah mempertemukankita di Syurga-Nya kelak, sebagaimana Allah mempertemukan kita di medan dakwah ini....amien

Rabbi Zidnaa ilman war Zuqnaa Fahman

0 komentar:

Posting Komentar

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies