Ini adalah kisah Brodin ketika belajar jadi Mahasiswa di Mesir, beserta teman karibnya di pesantren…Sablah..!!
Waktu itu, tahun 90-an, jerohan sapi tak ada harganya di Kairo, Mesir, karena dianggap hanya anjing yang layak memakannya. Tapi bagi santri-santri Jawa, jelas itu makanan bergizi. Diantara penggemar berat jerohan sapi sekaligus ahli memasaknya adalah Sablah. Pembagian tugas pun diatur. Karena lebih ahli tentang seluk-beluk pasar, Brodin bertugas belanja (Sablah lebih hapal gedung bioskop daripada pasar), sedang Sablah menjadi kokinya.
Jerohan sapi berhasil diperoleh dengan harga amat murah dari seorang jagal. Malahan, karena rutin berbelanja jerohan sehingga berteman akrab dengan si jagal, lama-lama digratiskan. Hanya saja, si jagal terheran-heran dengan konsumsi jerohan yang begitu banyak dan kontinyu.
"Memangnya kamu pelihara anjing berapa?" tanyanya.
Brodin garuk-garuk kepala… "Yaa...ada lah..."
Singkat cerita, setelah empat tahun di Kairo, Sablah pindah ke Baghdad untuk ngambil S2. Tak ada lagi koki, Brodin pun berhenti belanja jerohan. Cukup lama Brodin tak bertemu si jagal langganannya, sampai suatu hari kepergok tak sengaja.
"Hai, apa kabar?" si jagal menyapa.
"Baik. Bagaimana denganmu?"
,br> "Alhamdulillah.... Kamu kok nggak pernah ngambil jerohan lagi?" si jagal bertanya,
" Memangnya sudah nggak pelihara anjing lagi?"
Brodin meringis,
"Sudah pindah ke Baghdad..."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar